Lembah Seribu - Batu
Kabar buruknya adalah jalur ini bukan untuk pesepeda kelas menengah apalagi yg masih pemula. Bisa bikin kapok kalau tidak punya fisik dan mental yg benar2 tangguh. Yang namanya kesabaran diuji dari awal hingga akhir. Hindari bila anda cenderung petualang pencari turunan karena jalur ini tidak banyak suguhan seperti itu.
Kabar baiknya adalah lokasi ini bak surga dunia, mutiara pemandangan yg tiada habis sepanjang perjalanan. Sanggup membuat ternganga siapapun yg melihatnya. Bahkan bila dibalik startnya maka jalur ini sepintas akan mirip sekali dengan jalur di bromo, menakjubkan.
Berikut sekilas gambaran jalur lembah seribu, kota wisata batu.
Rutenya meliputi Malang - Batu - Paralayang - Lembah Seribu - Kungkuk.
Batu sendiri adalah alun2 sebagai spot.
Jalur masuk masih sama dgn perjalanan saya sebelumnya (sekali kayuh 4 destinasi)
Bedanya adalah tikungan yg diambil. Penunjuk rute kali adalah mas anshari, jauh2 dari kalimantan malah membimbing saya yg orang malang, hehehehe.
Terlalu banyak spot cantik yg sulit utk diceritakan.
Banyak percabangan jalur. Anda mesti menyiapkan bekal sebanyak mungkin utk menuntaskannya ataupun bila ingin bersantai di lereng sambil memandang kejauhan.
Dusun pertama dari persinggahan ini adalah ds Jurang rejo. Nama yg mengundang angker
Dari jurangrejo ini saja sudah membuat kita serasa berada dekat bromo. Banyak jalur mantab utk dicoba.
Sayangnya banyak tanda kebakaran hutan, salah satunya ini yg sepertinya sengaja dibakar. Mustahil saat mencoba memadamkannya karena luasnya sudah sampai bawah.
Banyak pula spot unik utk berfoto ria.
Penampakan pertengahan jalur lembah seribu yg mungkin tak banyak orang tahu.
Tempat ini memang punya rangkaian lembah, jurang dan perbukitan yg sangat memanjakan mata. Kita benar2 dibuat sadar bahwasannya kita kecil sekali berada di tengah kemegahan alam semesta.
Hampir tak ada yg bisa diucapkan utk satu ini.
Rombongan lain yg melewati jalur di bawah kami dan secara terbalik dimana titik finish kami adalah start mereka.
Banyak turunan curam setelahnya dan bisa menghabiskan kampas rem.
Begitulah gambaran singkatnya, saya masih belum bisa bercerita panjang lebar karena badan masih terasa remuk redam setelah gowes ini, hehehe. Maklum saja kami memulainya dipancal penuh dari Malang hingga ke Malang lagi.
Menurut anda bagaimana jalur ini, pantaskah untuk disinggahi?
terserah anda untuk menilainya, salam gowes.