Menu Pagi

23:12 2 Comments A+ a-

Gara-gara baca artikel 'hip pack' diluar, kepingin gowes pakai hip pack pula. Jadi langsung saja minggu pagi tadi siap2 utk rute pendek, sekalian mau test si Tora setelah diservis sendiri kemarin .
Jam setengah 6 sudah sibuk merancang daftar bawaan.
Perlengkapan yg akan dibawa.  HP dan mini tripod diluar daftar.
Kebetulan ada hip pack model klasik ini di rumah.
Pilihan lain selain hip pack, ransel kecil, tidak lebih besar dari hydropack yg biasa saya pakai.
Dan pilihannya jatuh pada........
Bawa grom pack, hehehe. Karena mini pumpnya kepanjangan, mau tidak dibawa lha rencana mau offroad juga e. Jaga2 bila bocor ditengah jalur.
Bila sampeyan lihat grom pack ini di situs jualbeli online memang sedang ditawarkan, krn punya tas dua. Tergantung mana yg laku dulu, si grompack atau hydropacknya.
Kemudian ya start.
Inilah menu pagi jalur tegalweru, yg cukup lama tidak saya sambangi.

Debu cukup tebal dari sepanjang jalur , namun itu sangat menggoda.
Rombongan lain yg juga bersemangat menikmati tegalweru.
Senang bahwa rute klasik ini masih mempunyai banyak penggemar.
Mas2 yg td lewat tegalweru ketemu saya apa baca blog saya? ... salam ya mas, ngapunten td saya ngebut duluan, ngejar waktu ke rumah biar bisa segera momong..hehe
Dan hasilnya sangat memuaskan di segala penjuru, hehe.
Sepertinya minggu depan masih akan mampir tegalweru lagi.
Sampai bertemu di sana, salam.

Perang Para Enduro Hip Pack

14:59 4 Comments A+ a-

Ini bukan murni artikel saya, sebagian isinya menyadur dari beberapa web. Kenapa saya tertarik mengulasnya karena masih belum terlalu umum.
Di barat sana mulai ramai perlengkapan tempur utk bersepeda yg ringkas. Lupakan sejenak hydropack yg besar ,kini fanny pack atau tas pinggang yg ringkas sedang menjadi tren.
source : nsmb.com /photo Morgan Taylor
Enduro telah menjadi tren dan mempunyai market luas sejak kemunculan ban 27,5.  Di Indonesia sendiri juga cukup populer karena medannya sangat mendukung. Nah rupanya tren tersebut merambah ke perlengkapannya, salah satunya tas pinggang/hip pack. Mari mengintip beberapa yg saat ini sedang populer dipakai rider luar sana.

Peralatan yg dibutuhkan :
source : bikerumor.com
  • Kunci
  • Botol minum atau minuman kaleng
  • Pompa Mini
  • Garmin atau smartphone
  • Dompet
  • Pembuka Kaleng
  • Snack
  • Ban dalam

Camelback Flash FLo
AKA Enduro Hip Flask. Keluaran camelback ini paling diminati karena sudah memiliki waterblader yg terintegrasi dan muat banyak peralatan. 
Tak perlu khawatir saat sepeda tidak ada mount khusus botol , tas ini muat utk botol tambahan. Desainnya sebenarnya diperuntukkan utk membawa barang2 kecil saat mendaki.


source photo : bikerumor.com

DAKINE


souce photo : Bikerumor.com
Dakine Enduro Hip Pack menawarkan banyak ruang termasuk utk tambahan jaket atau botol. Bonus lainnya adalah penampakan kamuflase.
Hip Pack ini juga merupakan favorit banyak pengendara motor trail. Sangat membantu utk bersepeda ke pedalaman.

HUNTER
Didesain oleh Rick Hunter dan dibuat secara handmade di Canada oleh Scott Felter. Dibuat  dgn bahan premium, perhatian premium di detil dan begitupula harganya juga premium.
Sepintas mirip hip pack pada umumnya, terlihat klasik dan tidak muat banyak peralatan.

whellie approved/src: bikerumor.com

OSPREY TALON 6
Seperti halnya Camelback flash flo, tas ini didesain dgn unsur pendaki di dalamnya. Namun pabrikannya mengklaim masih ideal utk cross country, trail running, ski salju.



Source photo :bikerumor.com
Hip pack yg saat ini diakui 'versatile' dikelasnya. Kapasitas yg besar, lega di panel belakang dan sisinya, nyaman dipakai dan tempat khusus utk minuman. Diakui sebagai yg terbaik utk menampung perlengkapan esensial selama 4-5 stage enduro.

Saya awal bersepeda juga banyak memakai tas pinggang, walau tidak sekomplit jenis di atas. Saat ini juga masih bisa ditemui beberapa rider yg memakainya meski jarang sekali, di sini masih populer hydropack .Mungkinkah ini akan menjadi perputaran ulang dari tren bersepeda? sapa yg tahu.


Yang pasti bila anda ingin beda dan tak ingin bersepeda yg ribet, mungkin sudah saatnya memikirkan artikel ini , jangan nunggu dolar semakin melejit, huekekkekekkekkekekkek.
Pakai yg lokalan jg bagus2 kok, toh tas pinggang yg dicari adalah ringkesnya.
Bila chuck norris saja sudah memakainya, siapa yg akan membantah?









Survive The Trail

22:37 0 Comments A+ a-

Mungkin sudah banyak yg tahu bahwa DX seri lama memakai 'slide dropout'. Dgn fasilitas ini memungkinkan sepeda untuk disetel agar pas dgn gaya penunggangnya. Akhir2 ini saya sedang mencoba utk menemukan setelan yg klik.
Banyak yg memberi info kepada saya tentang bagaimana setelan dropout ini. Bila dipol mepet  ke dalam akan lebih enak buat seorang praktisi DirtJump. Dan bila suka AM ditarik utk diposisikan keluar hingga habis jarak maksimalnya.
Info yg sangat berguna, dan akan lebih paten bila dipraktekkan. Saya kemudian mencari tahu panjang chainstay sepeda2 AM Hardtail spt SC Chameleon ,Chromag Stylus ,Meta AM dll. Kenapa Chainstay? karena dgn mengubah setelan dropout berarti mengubah jarak chainstay (diukur dari BB center hingga centerlock wheelset belakang). 
Cukup menarik hasilnya bahwa rata2 sepeda AM tersebut memiliki 'chainstay length' rata-rata berkisar antara 419 hingga 420an. Chromag stylus di atas memiliki panjang chainstay 419. Chameleon lebih sedikit 0.4 bila tidak salah. 419mm merupakan yg terpendek yg saya temukan di sepeda AM. Terpanjang ada di dartmoor hornet yaitu 426. Panjang chainstay tersebut tetap paten di frame berbeda ukuran, yg berubah adalah panjang toptube dll
Panjang chainstay ini berpengaruh sekali pada sepeda hardtail, menentukan bagaimana liarnya kuda besi kita akan berjingkrak dan tentunya bagaimana  rasa tonjokan di bagian belakang yg hanya bisa dinikmati penggemar sepeda Hardtail, hahaha. 

DX sendiri bila dimepetkan menjadi 410an (bila tak salah), dan bila ditarik keluar maksimal mendekati  430. Sebelumnya saya memakai setelan tersebut, hasilnya lumayan stabil, namun kurang responsif utk nanjak dan mencoba agak nakal. Dgn ditarik maksimal jadinya jarak wheelbase(dari roda dpn ke blkg)nya berubah lebih panjang pula, yg cukup terasa saat menghadapi belokan jadi lebih lama dan melontarkan bagian depan agak sulit. Kelebihannya adalah getaran terbagi dgn lebih baik yg otomatis membuat sektor belakang terasa lebih nyaman. 
Berbekal sedikit pengetahuan tentang chainstay, akhirnya saya mencoba setelan lain dgn menarik mepet dropout tsb hingga didapat angka 418. Kemudian langsung dites gimana sih rasanya.

Dan bagaimana kesan pertama tentang setelan tersebut? Great!
Sedikit bertambah liar di belakang dan lumayan agak mudah utk mengungkit bagian depan.  Bila ditanya tentang kestabilan saya rasa perlu memperhatikan banyak faktor. Yg jelas hardtail akan banyak bergetar dan bergoyang menghadapi jalur bebatuan. Kemudian faktor ability si pengendara sendiri, yg bisa ditentukan dari bakat, latihan maupun endurance.
Saya sendiri cukup kaget karena ada rasa bahwa dgn setelan ini berpengaruh sedikit pada kecepatan. Perlu adaptasi lagi rasanya utk bagaimana nyamannya.
 Yang pasti tidak cuma hitung2an chainstay saja. Bagian lain termasuk bentuk(shapes) dan bagaimana perlakuan frame tersebut saat dibuat  juga menentukan(merujuk hydroforming dan airforming) enaknya sepeda tsb.
Anggapan bahwa frame sloop ala dj(miring  lurus dari top tube hingga belakang) itu enak buat AM tidaklah selalu benar. Ada banyak contoh sepeda hardtail AM di luar tidak seperti itu. Contohnya sepeda Nikolai di atas (foto yg cakep, single speed dgn dandanan low namun punya kesan berani sakit/wani perih. Foto tsb pemenang masterclass di mega avalanche).


Yang pasti reaksi perlu lebih cepat dan pintar2 memilih jalur yg dilewati dgn setelan baru ini.
Belokan dan berm sepertinya lebih enak dilintasi dgn chainstay pendek.
Saya terus terang masih grogi dgn setelan baru ini.
 Saya percaya satu sepeda cocok dgn satu orang belum tentu pas dengan orang lain dan begitu juga dgn setelan/ tune nya. Tiap orang itu unik.
Meski ada kata bahwa merk ini lebih populer atau terkenal, suatu merk tidak bisa dijadikan patokan. Ada ratusan jenis frame sepeda, ukuran maupun tipe. Yang semestinya dilakukan adalah memilih satu yg pas utk diri sendiri karena itu akan membantu sekali. 
Nilai lebih utk frame sepeda yg bisa disetel ya walau itu cuma sekedar dropoutnya saja.
Hitung2an tersebut memang akhirnya cukup membantu kita saat menghadapi jalur.  Namun ada hal fundamental lainnya , yaitu skill.
Fun happens where challenge meets skill
Saat skill mampu mengatasi tantangan yg ada itu akan menyenangkan. Saat skill mengalami upgrade maka hubungan dgn jalur juga semakin akrab. Kita lebih percaya diri dalam bersepeda.
Seorang mempunyai skill memungkinkan menghadapi jalur AM dgn sepeda XC sekalipun. Tentunya skill yg dipunyai juga mesti memadai  dan pada tempatnya, jika jago dalam skill nanjak terus dipaksa menghadapi turunan melulu ya habis sudah. Melatih skill bisa didapatkan di video2 yg tersebar di inet. 
Salah satu utk mengetahui seberapa jauh kemampuan yg sudah kita dipelajari adalah mencobanya di jalur yg baru/belum pernah anda coba. Saya sering seperti itu
Di jalur yg baru nan liar dan anda belum punya bayangan apapun di depan, diperlukan kepercayaan diri dan respon yg sigap. Situasi seperti ini akan mengeluarkan hasil latihan kita. Saya sendiri masih sering grogi dan belum bisa lancar , hehehe. Tapi entah kenapa tantangan semacam itu membuat gairah sepeda saya meluap.  

Dulu saya masih gemar melatih skill walau tidak rutin, sekarang hampir tidak pernah, haha. Ada kesibukan lain yaitu bercocok tanam dan momong anak. Dan walau saya tidak punya cita2 jadi atlit memang latihan tersebut sangat berpengaruh dalam bersepeda, dan jika anda atlit makin perlu ditambah disiplin lagi latihan tersebut. Saya sih berlatih agar saya bisa 'survive the trail'. Berpetualang berbagai rute baru itulah yg membuat saya akhirnya belajar agar tidak terlalu keteteran. 

Dan utk membantu teman2 di luar sana mengukur seberapa kemampuan anda sendiri, berikut artikel yg pernah saya baca utk mengetahuinya :

1. The Trail Works You.-Kira2 bila diartikan ' Jalur mengerjai anda'.  Anda merasa sepeda anda seperti barang baru dan asing. Kepercayaan diri yg rendah akan kemampuan anda bertahan menghadapi jalur. Anda terus menerus menjaga otot2 tegang. Keluhan dan ratapan menghadapi berbagai rintangan, banyak berpikir akan terjatuh dan bisa jadi terbang diatas handelbar. Anda terus menerus menekan tuas rem dan kesulitan menghadapi tikungan
Bersepeda di level ini terus terang saja tidak menyenangkan. Bisa jadi anda mendengar banyak cerita tentang pesepeda yg bisa mengalir dan bercengkrama syahdu dgn jalur. Namun anda tidak mempunya ide tentang hal tersebut. Banyak pesepeda berhenti di level ini , bahkan bisa jadi beralih ke Road bike. Bila anda berada pada level ini, jgn menyerah.
2. You Survive The Trail.-Ini adalah titik anda bisa bertahan di lintasan dan mulai menyenangkan. Sudah tidak lagi tegang, sedikit rileks, bisa rolling berbagai rintangan dan melintasi belokan dgn agak percaya diri.Skrg anda mulai kompeten. Di jalur yg mulus  bisa menikmati kecepatan dan mengalir. Saat bertemu jalur yg mulai ga karuan bentuknya , anda baru tegang. Seringkali down oleh jalur yg buruk dan kehilangan kontrol saat menghadapi rintangan manakala melintas cepat. Menghadapi belokan seringkali bermasalah ketika traksi sangat sedikit.
Banyak rider yg cukup puas di level ini(sepertinya termasuk saya, haha) dan tidak ingin melanjutkan level berikutnya. Saat melihat rider yg pro dgn kecepatan dan kontrol mengagumkan , dianggapnya mempunyai kekuatan superhero. Sebenarnya, lahir di planet kripton hanya memberimu sedikit kelebihan skill yaitu kekebalan.
3. You works The Trail.-Ini adalah ultimate skill.  Menyerang dengan ketenangan penuh. Anda tidak membiarkan ban depan menghantam batuan dan bagian belakang diolah/pumped. Tak ada jalur yg menakutkan dan bagaimanapun rupanya bisa anda hadapi.  Di berbagai jalur, kontrol dan kecepatan penuh tetap menjadi kendali anda.Saat anda berada di level ini, anda patut senang karena ini merupakan grup eksklusif yg kecil. Namun hanya karena anda bisa melompati segala apapun dan menari di bagian belakang, tidak lantas cuma itu saja. Semakin kuat dan cermat anda membaca segala medan, anda akan belajar utk melintasi jalur dgn cara yg terbaik.
 Sedikit penjelasan tentang level ketiga itu antara lain adalah ibaratnya saya melintasi jalur yg biasa atau smooth seperti tegalweru. Namun saya bisa memanipulasi jalur tersebut sehingga jalur tersebut bisa saya lintasi dgn cara luar biasa atau bahkan tidak terbayangkan sebelumnya. Itulah kiranya tentang ultimate skill 'You works the trail'.
Bila diartikan mungkin ' bukan tentang jalurnya, tapi tentang ridernya'. Bisa jadi saya melintasinya biasa2, namun bila pro rider bisa membuat lain ceritanya, dgn lompat dan terbang di sana sini. 
Bila suatu jalur sudah terasa biasa saja, mungkin kitanya yg sudah mentok skillnya, hakaka.
Saya mengetes setelan baru ini di gunung katu lagi. Ini foto puncaknya, ada bangunan di atasnya.
Jalur yg saya ambil ini sebagian belum pernah saya lewati, yaitu lingkar selatan tembus lingkar utara. Ada beberapa percabangan yg cantik.
Ini penghabisannya jalurnya, tembus sampai Sikon. Hingga ke rumah, saya muter2 dulu lihat agustusan dan kemeriahan menyambut tradisi barikan.
Sebenarnya ada mau bikin tulisan edisi khusus agustusan dgn nuansa XC antusias, sayang waktunya yg ga ada. Malah sekarang niat itu hilang berganti minat ngikutin berita pesepeda di yogya yg menghadang rombongan Moge, super sekali  akan keberaniannya hakaka.
Minggu kemarin hampir mau absen ngeblog utk waktu lama gara2 ada tawaran kerja nan menggiurkan buat dikirim ke luar pulau. Cuma hati yg belum siap ninggal anak, hehehe. Tawaran lain ada tapi dunia abu2, kwatir saya ngasi anak istri nafkah dari rejeki abu2.   Sementara bertahan dgn yg kerja yg ada, semoga Tuhan membantu selalu hamba-Nya ini, amiiin.
Survive the trail intinya tidaklah serepot Survive the Life hehehehe.

 Jayalah Indonesia,
Salam gowes, Merdeka.












Saya Ngripiu Beberapa Merk Helm

08:51 7 Comments A+ a-

Tak sekedar safety, helm sepeda juga merupakan suatu simbol pencerahan gaya bersepeda apa yg sedang kita anut.
Tak dipungkiri bahwa banyak dari kita kadang salah jenis helm , termasuk saya sendiri.
Saya akan  meripiu beberapa merk yg pernah pakai dan pernah nyoba, hehehe


  • Nuke Head Dirt Helmet
Saya sudah kesengsem berat lihat pertama di toko sepeda. Helm awal saya ya si nuke head ini. Saking ngebetnya, saya beli dua2nya warna ungu dan putih ( bukan main kemaruknya).

Bentuknya cukup kokoh dan berkesan kuat sekaligus berat. Lubang di bagian atas dan bagian depan tak terlalu banyak membantu kala kepala sedang banjir keringat. Modelnya simple sekali utk kategori model batok. Mudah goyang kanan kiri meski sudah disetel rapat, tambah dirapetin lagi alamat leher tercekik, hehe.
Bisa utk all round.  Yang tidak saya sukai adalah bagian belakangnya yg berkesan melebar dan rata , tidak mengikuti lingkar kepala. Yang model kedua  sebelah kanan itu saya belum pernah mencoba . 
Murah meriah, cukup keren walau ada kurang di sektor kenyamanan.
Saran, jagalah utk tidak menempatkan helm ini sembarangan, jika terbaret atau jatuh goresannya membekas jelas.
Nuke head batok yg seri terbaru  skrg ini lebih oke walau cukup mahal.

  •  Polygon Graffito
Di kelas yang sama, polygon punya graffito. Menurut saya lebih enteng dan terlihat lebih luwes di bentuk.
Lubang ventilasi yg cukup banyak, terbagi di bagian depan, atas dan belakang cukup membantu sirkulasi udara di kepala.
Finishingnya oke, walau jatuh tidak sampai terlihat rusak cat/ lapisan vernishnya kecuali helmnya dibanting langsung di batuan atau aspal.
Kelebihan helm ini sudah didesain mengikuti kaidah2 batok helmet keluaran luar. Lengkungnya hampir sama dgn punya Giro Dirt Helmet, dan terasa fit benar di kepala. Sedang ventilasi itu desainnya mirip punya giro dirt FLAK.
Soal harga ,cukupanlah. 
Saran, pilihlah dgn tepat ukurannya sblm membeli karena helm ini tidak bisa mentolerir lingkar kepala yg meleset jauh dr ukurannya, tidak seperti Nuke Head Dirt.


Bila anda masuk kategori bersepeda yg suka ' lali omah'/lupa rumah, jauhkan helm jenis seperti diatas. Bersepeda berjam- jam dgn rute blusukan ,keluar masuk hutan dan gunung , melintasi sawah dgn helm ini hanya membuat anda seperti seorang penggemar DJ yg sedang murtad.
Helm seperti ini bisa membuat kepala pening, pandangan kabur, dan nafsu istirahat yg berlebihan padahal belum waktunya.
Di musim kemarau, ditambah memakai buff/cadar akan menambah kondisi makin runyam. Meski anda penggemar helm seperti ini ,ada baiknya mengikuti saran suhu wongkamfu utk menggunakan helm ini , yaitu saat berkumpul bersepeda di lokasi pumping/ DJ,
dan kedua bila anda tidak punya helm lagi selain model seperti ini.
Walau begitu sah2 saja menggunakannya di luar saran itu karena  ini helm yg fleksibel. Mau dibawa tidur pun boleh, tak ada larangan.


  • Proof Helmet
Sebuah helm yg merupakan copycat Fox FLux. Dgn harga lebih murah, bisa didapatkan model yg cukup cakep dan garang. Bentuk boleh sama, cuma yg ini memang bahannya 'ora pati kualitas'. Kapanpun yg namanya 'kw' biar 'kw super' tetep aja ga bisa menyamai embahnya asli.

Pinternya produsen proof ini adalah meski dia meniru bentuk si fox namun tidak dgn coraknya. Tersedia corak camouflage, white black, black, dan green black.
Dari helm dj bin batok kemudian pindah ke helm seperti ini sungguh membuat saya sadar betapa indahnya dunia. Kepala tak lagi pening, leher tak lagi kaku, rambut berkurang lepeknya dan raut muka sedikit rupawan. Apabila disandingkan dgn kacamata kw kelas cebanan yg merk oakley2an wuih makin gaya puoll. 
Dan bila sesama kw bersatu, yang orisinil pun bisa kalah suara selain kalah murah.
Finishing helm ini tak terlalu bagus namun disegi harga sangat bersahabat, cocok utk bersepeda jarak jauh bertipe blusukan naik turun lembah dan keluar masuk ladang orang.
Helm ini jenisnya All Mountain Helmet dgn embel2 kw super namun tetep pantes kok utk muter2 ala cross country


  • Giro Rift
Saya sebenarnya sedang mencari helm yg sedikit lebih baik kualitasnya dari yg sudah2. Tentu saja dgn pertimbangan harga yg ramah di kantong.
Ketemulah helm ini, giro rift. 

Masuk di kategori tertinggi 'sport' nya giro . Atasnya masih ada, tapi sudah masuk XC, dan setingkat naik lagi  masuk road , yg jg diikuti harga yg lebih mahal lagi.
Sementara baru dicoba utk muter2 kampung. Enteng, sekaligus kokoh. Finishingnya oye sekali dan cukup memudahkan utk setel dgn kepala.
Dipakai juga terasa sirkulasi di kepala tidak 'mulek', terpaan angin bisa los smp bagian belakang.
Saya memilih ini jg cocok dgn gaya bersepeda saya yg mulai berorientasi ke 'yang biasa biasa' ae lah.
Helm ini tersedia utk orang dewasa dgn ukuran All Size, cukup mumpuni utk kategori xc trail. 
Ada sih yg memang benar2 buat AM, yaitu Giro Feature, tapi ya gitu harga e di atas sejeti dan barangnya agak jarang disini.

Bawahnya rift, ada giro revel ( foto : sebelah kiri) di harga 400an ribu, helm ini bisa jadi solusi utk yg mencari helm sport yg oye.
Sebelah kanan itu urge, helm utk AM. Bentuknya mirip helm DJ yg divariasikan dgn cerdas. Enteng, kokoh sekaligus unik.
Keduanya bukan punya saya.
Kalau yang ini Bell Event. Enak sekali dikepala, desainnya terlihat mahal dan elegan, pas dgn harganya, beli helm dapat stiker juga.
Oleh karena itu saya sudahi saja sebelum omongan saya semakin terjerumus lebih jauh seperti  sales helm.

Kamsia, saya ngacir dulu.