Selamat Jalan Rocker

09:50 4 Comments A+ a-

Ya itulah tajuk kali ini. Acara yg dikemas sedemikian rupa sebagai penutup sekaligus ajang para 'kere hore' berpisah dgn salah satu rekan yg kembali ke kota padang..hehe.
Di sini saya yang sebenarnya agak cenat cenut bagaimana menyusun skenario yg 'legi' sekaligus 'pahit' dan tetap meriah semacam pentas seni kala lulus SD.
Gunung Kawi lah yg akhirnya dipilih utk itu. Diam2 saya pun memasukkan gunung Katu sebagai rute lanjutan, biarlah habis habisan sekalian... toh habis ini kita akan libur panjang, huahaha.
Kere hore disini adalah berbagai rupa keadaan plus kesulitan yg sedang menerpa masing2 dari kami. Itu juga merupakan gambaran lain dari situasi bersepeda yg kerap kami jalani. Bekal seadanya, sepeda biasa2 saja,uang saku tak seberapa , yang utama sepedaannya selalu istimewa-h, heheh walau kere namun tetap hore.
 Ya, spot di jalan wilis ini jadi jujugan kumpul. Sepertinya akan nampak lebih elit mau sepedaan kumpul di toko sepeda pula hehe.
Dgn peserta dan bekal pas2an; saya, ade bc, ansans dan rocker pun berangkat perang dgn genderang.
Ternyata yg tersangka utama ini senyum tiada habisnya setelah tanjakan demi tanjakan. Rupanya merupakan hari yg penuh energi baginya, tak tampak akting sok tangguh.. sungguh pemuda super.
Cuaca yg cerah dan sedikit galak teriknya. Wonokoyo adalah titik jalanan terakhir, sebuah pabrik yg menurut kami berbau bahan2 kimia dan peraturan kerja yg ketat.
Jalur tanah itu tepat di samping pohon kapuk , yg juga merupakan pohon tertinggi pertama.





















Sebelum mulai menggaruk tanah akan lebih afdol melahap sedikit makanan. Protektor? tak pakai pun tak mengapa, namun disarankan bawa bila cukup ragu karena kampung terdekat cukup jauh, apalagi puskesmas.

Dan penampakan yg tinggi itulah nanti sajian penutup, cukup banyak kilometer yg mesti ditempuh menuju kesana, namun tak banyak terasa bila itu didominasi turunan.



Basecamp 187 perhutani, yg juga merupakan spot pertigaan. Samping kanan ada jalur melewati lereng jurang yg bisa mengantar hingga coban glotak. Jalur yg menantang utk doyan uji nyali menghadapi kawasan liar.
Jalur kita adalah sebelah kiri yg merupakan ladang lobak2 yg besarnya mirip paha anak kecil.

Kawasan pinus yg rapat ini menjadi saksi saya terkena tanaman yg meski kecil ukurannya, namun dgn menggores kaki cuma sedikit saja mampu membuat kaki terasa gatal kemudian perih seperti terbakar hingga malam saya menulis pos ini (sudah agak mending).
Meski begitu goresan itu tidak kuasa menahan kegembiraan ataupun menggangu jalannya acara saya dan rekan2.
Berhati2lah dgn tanaman liar, itu hikmahnya.



Sedang enak2 turun melaju seperti ini kemudian ketemu trail, disitu kadang saya merasa sedih. 
Alhamdulillah, Kawi di hari yg indah ini bersih, sunyi dan senyap. Jalur seolah habis dipahat tangan2 malaikat, begitu mulus seperti aspal perumahan araya (jangan sertakan bagian yg berpaving itu).
Kawi seolah sedang menyingkap tabir mistisnya,  kabut yg nan tebal dan temaram itu seolah enggan keluar. Dan kemudian terlihatlah deret ratusan pinus yg pekat dan rapat.
Saya merasa sedikit merinding mengingat pernah menyusuri kawasan ini sendirian.

Ya spot yg sedikit ingat sedikit lupa, semestinya ada jalur yg menembus greenfields yg sudah terlihat dekat dgn tempat ini namun gagal saya temukan.
Akhirnya ikut jalur yg sudah2 saja.
Ada banyak sekali yg belum saya tampilkan di perjalanan ke kawi sebelumnya. Ini salah satunya, dan memang...... sangat jempolan, antara foto dan realita tak ada bedanya.
Jarang sih saya bersepeda dgn rekan2 sebelumnya, dan ternyata permainan mereka semakin membahana.
Si rocker semakin gemar meliuk2 dan bablas koyo angin,
ansans terlihat padu dgn berbagai rute, dan ade youngster cocok utk masuk kelas enduro pemula.
Sungguh menggentarkan bersama orang2 tangguh.

Foto mutilasi ini sengaja saya masukkan sebagai bukti bahwa masih payahnya saya dalam hal menangkap momen bagus, apalagi bila yg dipotret gemar menggeber 'speed'.
Tak mengapa bray fotomu sedikit banyak karena memang tulisan ini kudedikasikan utkmu, 
kamulah artis dari trip ini, huehehehhe.
 Kami menyukai dan bangga akan Indonesia, negeri kami.
Nusa dgn segala fragmen indah yang tersebar tak beraturan.

Bukan wajah capek, namun bingung mau bagaimana menemukan pose foto keluarga yg madep manteb.


Rute yg panjang menembus Gunung Katu memakan dua ban dalam saya, dan begitu pula saya menerima diketawakan gerombolan karena entah kenapa kok saya tiba2 amatiran sekali melepas ban luar dari peleg... nasib.

Jalur yg baik ketemu rider yg jempolan membuahkan permainan yg ekstrim, saya mencoba ga ikut2an orang2 ini mengingat lebaran sudah dekat.
Ansan merupakan 'sweeper' sekaligus berbakat menjadi pemandu terbaik.  Di belakang dgn kehadiran yg bersangkutan menimbulkan rasa aman selama perjalanan.

Mobil yg sedikit ngawur mencari tempat memutar. Perjalanan yg sedang ahoy pun terhambat sebentar padahal pas spot yg paling enak dan mulus turunnya.
Semangka penutup petualang , disruput sembari ngemper di pinggiran jalan S. Supriadi tengah hari bolong, persis lagu bang oma 'kelana' fusion dgn 'musafir'.
Lihatlah ekspresi yg 'khusyu' itu, tak ada dua pastilah nikmatnya...hehe
Akhirnya , Selamat jalan sang rocker anti manja Hadyan Qashidi
Semoga kamu sukses dgn jalan hidupmu
dan senang bisa berpetualang denganmu, juga yg lainnya.

Tak ada yg lebih maknyus daripada mancal bersama orang yg sepemikiran.
“You take people, you put them on a journey, you give them peril, you find out who they really are.”