Latihan Harian

13:30 0 Comments A+ a-

Walau sekarang mulai jarang gowes jauh, saya hampir tiap hari latihan enteng buat jaga kondisi fisik. Sehari 1- 2 jam buat kegiatan berkeringat ini.




Ini masih merupakan aktifitas yg fresh bagi saya. Ada sih keinginan utk mulai turun gelanggang lagi rute2 yg jauh. Nanti kalau booming/ hiruk pikuk sepedaan ini sudah mereda, baru saya ngalas pedal lagi hehehe.

Pantai Mondangan : Hawaiinya Malang

16:42 0 Comments A+ a-

Bila kepingin merasakan gimana sih punya pantai pribadi maka destinasi yg terletak di Dusun Sumberoto ini bisa menjadi jujugan. Didukung dengan akses yg cukup buruk mampu membuat pantai ini bak lokasi terisolir.
 Akses yg buruk itu faktanya adalah jalur yg lumayan parahnya dan cuma berada di kilometer terakhir namun cukup 'nggarai' pegal hati dan bodi.
Akan sedikit saya bagi cerita perjalanan kali ini.

Cek poin pertama adalah mencapai donomulyo. Saya mencapainya lewat kepanjen terus masuk pagak. Ini adalah perjalanan yang menyenangkan didukung cuaca yg bersahabat dan jalan yg mudah diurut berdasar papan penunjuk jalan.

Sayangnya walau sudah mengikuti petunjuk, saya malah sempat kesasar cukup jauh ke jalur menuju balekambang.
Mana masuk dusun antah berantah dgn jalan yg super sekali...... rusaknya.
Tidak mudah hanya utk mencapai donomulyo. Baru setelah pasar donomulyo itu mulai gampang diurut.
Setelah pasar ambil belok kanan, habiskan sampai ketemu gerbang dusun sumberoto.
Mencapai dusun sumberoto, saya cukup kaget dgn banyaknya kendaraan memakai plat blitar, pdhal sebagian daerah ini masih masuk Malang.

Setelah mencapai sumberoto, cuaca udah mulai ga bersahabat. Hujan geledek dgn kilatan cahaya kemilau tingkat dewa. Break dulu di langgar menunaikan sholat dhuhur.
Ternyata cuaca tak kunjung reda, akhirnya terabaslah. Saya sampai membeli sandal jepit baru daripada ngerendem kaki dgn sepatu basah. Nasib
Mencapai pos Miri Perhutani inilah kilometer terakhir yg menggila. Ibarat lamaran, kita mesti membayar mas kawin dgn harga yg amat mahal.
Hujan mereda tapi itu tak banyak membantu. Jalur terakhir ini berada di tengah hutan antah berantah dgn pemandangan yg teramat menakjubkan.
Menakjubkan di sisi view dan di sajian ,betapa begitu aduhai serta runcingnya bebatuan makadam yg terpampang untuk dilahap.
Sekali lihat jelas itu makanan buat para crosser dan offroader, eh iya bila pakai sepeda pancal full suspensi juga oke.
Jadilah kita downhill pakai bebek, parah.
Jangan coba main2 dgn kondisi ban , sekalinya bocor dan tak ada rencana cadangan, kamu akan menderita ta ta, percayalah!
Jam 3an saya mencapai jalur ini dan susana begitu sepi (iya susana, saya tidak salah ketik, lokasi ini agak horor, silahkan tanya penduduk sekitar)

Setelah perjuangan yg memakan kestabilan emosi, wah saya diberi imbalan yg tidak cuma impas, bahkan berlebih.

Beberapa menyebut ini adalah hawaii ala malang.  Saya setuju walau saya sendiri juga belum pernah ke hawaii.
Pasirnya putih ,  lautnya jernih, debur ombaknya manja, anginnya lembut, sekitarnya begitu natural.
Dan kemewahan utamanya adalah SAYA SENDIRIAN menikmati semua keindahan tersebut.
Tak nampak sosok lain di pantai ini, serasa pantai ini milik pribadi.
Bekas remah remah yg terbawa ombak. Asal tahu di sini dilarang berenang dan itu saran yg betul menurut saya, ombaknya super sekali. Kalau sampai hanyut tergulung ombak insya Allah takkan ada yg tahu ataupun melihat.
Acara awal ya gila-gilaan dulu, bercumbu dengan pantai mondangan.




Jumping, dancing, running.... hajar wisss....... sepi sunyi bahagia sendiri, hehehe.
Dan berikut keindahan yg tidak bisa diungkapkan kata.









Tempat ini teramat keren mampus dan luar biasa.

Beberapa barang yg hanyut terbawa ombak.


Agak sorean baru datang 2 orang pemancing.
Di atas lautan tampak cerah , di sisi lain di atas perbukitan dan pegunungan tampak kilat petir.
Akhirnya saya tak lama2 karena saya rasa sebentar lagi hujan badai nih.
Pulangnya dihajar hujan tiada berhenti2. Dari donomulyo hingga karangkates sungguh tak ada ampun, sampai malang juga akhirnya.
Dan..... begitulah, memang ampun ini pantai.
Foto lainnya silahkan kunjungi Google+ saya







Pantai Jaelangkung dan Batu Bekung dalam Mata Saya

16:22 0 Comments A+ a-

Inilah pelarian diri saya setelah cukup lama bergelut dengan gunung, bukit, lembah dan air terjun. Kembali ke pantai untuk mengetahui seberapa besar kerinduan dan sisi lain diri saya yang cukup lama tidak bersentuhan dengan debur ombak.
Ada banyak hal yg saya bawa menembus jalanan malang selatan. Apapun itu tujuannya adalah untuk kebaikan.
Omong2, keberangkatan ini cukup nekat dgn menembus hujan di siang bolong sekitar jam 1 siang. Niat sudah kuat dan lagi2 saya memang berniat membuat acara yg berbeda dari yg sudah sudah, yaitu menikmati senja di pantai. Biasanya sih berangkat pagi pulang sore.


 Hujan ternyata tidak cukup merata, di kawasan Turen panas, di lain wilayah seperti sumawe(sumber manjing wetan) hujan geledek. Ini adalah ngaso pertama di kawasan perhutani.

Ngaso kedua di warung bakso. Iklan jadul yg menarik perhatian.


Jadi beri alasan saya kenapa mesti jauh-jauh ke jepang hanya untuk melihat sawah hijau terhampar luas dengan nuansa sekitar yg masih alami? Datang aja ke dusun sitiarjo kabupaten Malang. Ini paten banget lho( walau saya singgah ini sebenarnya separuh niatnya kebelet pipis dan ga nemu toilet, he he)


Aduh mak, ciamik dan uampuh sekarang jalan di sekitar kawasan pantai selatan dibanding beberapa tahun yg lalu kala saya nglayap kemari saat masih culun2nya. 
Ini mah ga bakalan kalah dengan Banyuwangi dan Bali. Gila banget keseriusannya untuk menggarap sektor wisata di kawasan ini. 
Serasa berkendara di kampung durian runtuh( ini nama desanya upin ipin), jalannya halus, kanan kiri pepohonan rindang, pemandangannya adem di mata dan hati, susah untuk ga terpana.
Keren pol malang! ga rugi lahir di kota ini, ha ha.
Setelah perjalanan yg menggairahkan, sampailah saya di pantai yg entah apa namanya. Baru saat melanjutkan perjalanan saya baru tahu nama pantai ini adalah Pantai Jaelangkung.
Berikut penampakan saya dan juga pantainya, hehehe.




Sesampai di pantai ini, saya hampir menangis... SERIUS!
Muncul perasaan yg sukar dikatakan. Apa saya menemukan sebagian diri yg hilang , atau saya mulai merasakan keseimbangan setelah lama bergelut dengan kaki langit?
entahlah...
Pantai ini letaknya antara bajulmati dan batu bekung.


Tidak seseram namanya, pantai ini punya pesona yang mengharubiru. Sore sekitar jam 4 saya berada di sini. Nuansanya menakjubkan.
Setelah berbincang dgn penghuni sekitar pantai dgn membayar karcis yg cuma 5ribu, saya cabut untuk lanjut ke pantai Batu Bekung.

Melewati Watu Kopet (kalau tidak salah). Dari jaelangkung ke kawasan batu bengkung sekitar 5 menit.

Sesampai di Batu Bekung, saya lanjut menaiki bukit di sisi timur. Sekitar jam 4.40 sore. Sempat bertemu dgn sekelompok remaja yg sedang berkemah. Cuma 1 kelompok itu saja dan sekitarnya sangatlah sepi, hanya beberapa warung yg tetap buka.
Pemandangan di atas adalah setelah menaiki bukit kemudian menembus tebing dgn karang yg runcing2. Pemandannya sangat mempesona. Ini spontan saja naiknya.



 Udah ga bisa ngomong,
dzikir saja.... Allahu Akbar, keren mampus senja sore itu.

Dan inilah batu bengkung. Sayang dilarang menaiki bukitnya, karena memang cukup curam dan dibawahnya karang dgn ombak yg gila2an. Kepreset udah mbuh wis.
Saya sebenarnya mo nekat naik, tapi melihat waktu sudah magrib ya urung. Udah sepi pula, kalau ada apa ga bakal ada yg liat.

Menyempatkan sholat magrib di sini. Kemudian duduk menikmati bekal dan hari yg beranjak gelap. Nyamuk juga mulai keluar dari sarangnya untuk menyapa.
Dan hati saya mulai merasa lelah, ahahay...
Hingga setengah 7 malam saya masih disini terdiam menikmati kegelapan dan debur ombak. Nyaris ga mau pulang bila tidak ingat punya keluarga, hehehe.
Perjalanan pulang dari kawasan pantai hingga sumawe adalah perjalanan yg penuh deg-degan. Terutama melewati kawasan hutan dan kawasan pinggir pantai yg gelap gulita, nyaris tanpa penerangan. Orientasi mata hanya terpaku ke depan, kanan kiri begitu gelap.
Ga lama ditambah gerimis pula, klop. Saya agak kuatir bila tiba2 ada sosok yg berdiri di tengah jalan pakai baju putih dan raut muka yang rusak.... haakakakkaka.
Tapi kalau dipikir ya seru juga dan ga bakal terlupa. Semenjak ke pantai ini, ada sisi lain yg mulai saya temukan, dan ternyata 'feel' saya untuk mengambil gambar di pantai masih ada.
I love u full brooooo....... hehehehehee.
TOS!