Review Alakadarnya Spank Spike

15:29 2 Comments A+ a-

Ini adalah kamuflase, bahwa tujuan saya sebenarnya mengunjungi bakso favorit keluarga di daerah singosari. Hanya saja arus arah utara terlihat sedikit ramah, ya sudah akhirnya ngalor sekalian mikir2 tempat buat mengetes sejauh mana kedahsyatan rims yg harganya muakjleebb (bagi saya) ini.
Saya bawa sepeda menuju arah purwodadi, seberang kanannya. Tak begitu tahu daerah maupun seluk beluknya, coba coba mawon.

Masuk jalan yg menuju nongkojajar, kemudian belok kanan lagi masuk jalan barong. Penampakan di atas setelah masuk sejauh kurang lebih 1km, sebuah dusun yg gemah ripah beraneka hijau.
Ripiu pertama si spank adalah dari Malang hingga Purwodadi terasa lebih ngacir, lumayan bablas angine.


Setelah 2 km ketemu kawasan hutan pinus dgn tanjakan sedemikian rupa dan jalan yg sepertinya baru saja diaspal. Jalan ini tidak sepi namun tidak ramai pula.

Ripiu kedua rims ini  terhadap tanjakan adalah asli enteng dan ramah diajak nuntun. Bila sebelumnya penderitaan begitu kentara 100% saat bersama folker am 33, berganti Spank Spike setidaknya mengurangi prosentase itu secara signifikan dan berpeluang mengembalikan garis kehidupan bersepeda saya menuju kewajaran .
Tempat inilah yg menjadi medan tes rims ini selanjutnya. Sebuah area yg tampak mirip welang dan ini bukan area yg pernah saya bahas sebelumnya (baca Bukan Welang).
Sebenarnya ada berapa banyak ya area seperti ini di sekitaran kita?


Untuk ukuran rims yg bila ditukar es dawet bisa dapat se-ember , benar2 tidak memalukan. Kharakter ban bisa terasa saat kontak dgn medan berbeda2 habitat. Bila dgn rims sebelumnya putaran terasa liar, tidak dgn yg ini. Handling seolah mutlak berada di tangan saya. Rotasi yg berbau loncer itu terasa ditransfer ke handlebar membuat kita kepingin gas terus, ..dan terus. Disinilah baru terasa bahwa sebenarnya saya perlu rem yg lebih baik utk mengimbangi sektor wheelset yg melonjak drastis kinerjanya. Kiranya ada rejeki kedepannya , semoga... amin. 
Ini ripiu ketiga.
Saya tidak tahu apa arti dari Race 28 Evo yg disematkan pada Spank Spike, yg terasa nyata bahwa sepeda saya rasanya kini kebelet meluncur saja. Menghadapi belokan jg seperti dibawa utk lebih cepat keluar, nah disini saya yg masih belum pede utk bergaya ala rider2 pro. Saya sudah membaca bahwa cukup byk rider non amatir di luar sana yg memakai rims ini. Meski saya amatir non kelas pula, setidaknya memakai rims ini menularkan rasa ke-kerenan mereka pada saya, 
atau....  itu hanyalah pikiran saya sendiri, hehehehe
Ini ripiu keempat.
 Hutan tempat saya ngetes si spank ini ternyata dipakai pula oleh sebuah keluarga utk jalan2. Tak sengaja memandang ke seberang, ada ibu bapak anak dan neneknya sedang bercengkrama santai melintas jalan di antara pepohonan.
Tanda kawasan ini milik perhutani kah? 
beberapa pohon ditandai dgn nomor bercat putih. Ini yg paling mencolok.




Jalur yg saya lewati ada belokan menuju seberang, nah jalannya mesti melewati sungai ini. Tadinya saya kira tak seberapa, ternyata lumayan dalam juga.
Belokan2 yg ada seperti ini, zigzag diantara pepohonan, yg bila kita melintas cukup cepat sanggup membuat tanaman kecil di sekitarnya bergoyang.
Ripiu terakhir si spank spike race 28 evo;
Rims yg dewa menurut saya. Sudah mumpuni utk segala medan, ramah pula. Tinggal pasang ban, tidak pakai acara menata pinggirannya, langsung pompa dia menata sendiri ban dgn teramat baik. Akan sangat bagus lagi bila saya memakai ban yg pas peruntukan medan. Dgn ban yg alakadarnya saja performa bagian roda sudah gila2an, selain itu enteng pula.
Ya kekurangan ada di harga saja, hehehe  saya menebusnya dgn mengorbankan 2 wheelset .
Ke depannya tinggal menyesuaikan saja, lagipula sudah saya niatkan utk jangka lama bahwa ini rims terakhir saya utk si cozmic.
Tanaman ini tumbuh subur di lokasi ini.
Berjajar di pinggiran jalurnya.

Selanjutnya hanya jalan2 saja, mengenal area dekat purwodadi ini.
Pemandangannya naujubileh buagus, menakjubkan sekali.


Saya berada di puncak bukit, beginilah pemandangan ke bawahnya. Kiranya akan sangat ajaib saat malam pemandangannya seperti pemandangan dari kawasan paralayang, Batu.
Tanaman satu2nya yg mencolok berada di puncak bukit ini.
Setelah kawasan hutan pinus dan perbukitan, diatasnya ketemulah dusun .
Cukup tinggi , lokasinya terjepit diantara bukit dan alas kanan kiri.
Bocah2 lokal yg takjub melihat kehadiran saya, mengikuti hingga ujung jalan.
Berikut oleh2 perjalanan kali ini.


Bagus? Maha Besar Tuhan dan segala ciptaan-Nya.
Ini spot utama yg saya tuju ; Bakso pak Jenggot di jalan rogonoto -Singosari.
Bakso ini spesial, menghiasi kenangan saya bersama mantan pacar(ibunya anak saya). Yg jadi idola adalah pentol kasarnya yg berisi urat dan tulang muda. Kemudian kuahnya yg bening , tidak keruh dan sedap. Bawang goreng boleh ambil sepuasnya, maknyusss.
Ripiu lagi? sudah cukup, maknyuss pisan iki wes, hehehe
Kiranya masih banyak tempat yg  berpotensi menjadi 'yang terbaik'  namun belum kita temukan atau kita jelajahi. Mari berpetualang

Petualangan adalah pergi tanpa titik tujuan, membiarkan dirimu tersesat, mencari, dan memilih; dan kamu tak tahu kapan harus pulang.



2 komentar

Write komentar
Anonymous
AUTHOR
17 March 2015 at 03:38 delete

spank sih merek ok ya .... seharusnnya ga malu2-in alias ok ...
tapi yang lebih ok ... pemandangannya menurut saya .. :)
hijau ... adem ... top ..

Reply
avatar
Arek Malang
AUTHOR
17 March 2015 at 19:48 delete

setuju om
alasan utama saya sepedaan ya nyari2 yg ijo2, adem dan seger
hehehe
top jg buat sampeyan

Reply
avatar