Coban Rondo Milik Kita : Part 1
Mulai dari yang akhir, Akhirilah dari yang awal
Seperti apa keinginan mula saya bersepeda? apa yg pertama saya sukai dari berlelah-lelah mengayuh?
Ada tentunya destinasi maupun pencapaian yg ingin diraih, yang terbit pertama kali saat terjun di kegiatan ini . Ujung yg akan menjadi 'peak' dari segala jalan yg sudah dan akan saya tempuh. Bagian akhir inilah yg akan menjadi pendongkrak gerak motorik yg berpacu dgn rangsangan pemahaman apa itu mengayuh sepeda bagi saya, dan dari permulaan setiap perjalanan diimplementasi dengan mantap dan tuntas.
Trus? jatuhnya tidak jauh2 dari kebanyakan orang, kepingin sehat dan berpetualang melalui sepeda gunung.
Namun percaya tidak, menjaga kalimat tersebut lebih sulit daripada awal menemukannya. Ada kecenderungan utk goyang ke kiri ,serong ke kanan laksana ditiup angin seiring perjalanan waktu, hehe. Disinilah diperlukan semangat dan hati yg penuh tekad mantap mengingat apa 'akhir cerita ' yg saya kejar manakala memulai trip bersepeda.
Jangan lupa berdoa manakala bersepeda, atau sebelum mulai membaca kisah berikut....
Coban Rondo sudah lama saya acuhkan. Bukan karena tidak bagus, tapi kurang nyaman saja. Area yg merupakan kejayaan motor trail ini sudah pernah merenggut saya sebagai korbannya.
Tidaklah saya kapok, hanya menanti saat yg tepat manakala hati bisa lebih bersahabat menerima ketidaknyamanan tsb. Ajakan dari 'konco2' koskas pun saya terima, tidak lebih karena saya ingin menjawab penantian sekian lama tersebut.
Bersama 8 orang lain, ditambah 2 orang dadakan, saya kembali menapaki jalur coban rondo. Beberapa orang tidak saya ketahui namanya, hanya ingat pak Ilham, nanti akan saya ceritakan kenapa. Bersepeda di coban rondo memiliki rally panjang antara menanjak dgn menurun, dan angin surganya adalah start dgn tanjakan sekian juta micrometer,hehe.
Debu itu menutup dgn sempurna di jalur, menurut saya cukup fair-lah antara kekurangan dan kelebihannya. Meski beterbangan masuk mulut kala mangap, namun debu tersebut menyelimuti kaki jadi adem. Lapar daripada makan angin mending makan debu.
Apalagi pakai es, rasanya segar... sebutan populernya es Sari Debu.
Pelan2 saya mulai merasa dimanjakan dengan nuansa jalur ini. Gesekan daun pinus, bau tanah, dan hawa pegunungan serta angin yg bersenda gurau di lembah. Ada suatu panggilan yg sudah lama ngilang dari ubun2, yaitu All Mountain.
Tanjakan awal cukup bersahabat bagi sepeda kategori serabutan/All Around, busuk utk pasukan pelahap turunan.Sepeda dgn shock belakang melebihi standar itu laksana keong sedang keracunan jalannya.
Dari keseluruhan memang rolling khas jalur pegunungan, saya menyebutnya sebagai all mountain berdasar tipe jalur, bukan tipe sepeda ya, tak perlu repot2 dikoreksi gan karena itu istilahku dewe. Jadi ada cucoklogy yg terjadi di sini, sepeda all around ketemu jalur all mountain, klop.
Jalur coban rondo ini merupakan menu sehat. Hawa segar dan rute yg memeras keringat itu berbonus hiburan mata, masih ditambah lagi menentramkan hati.
Keringat yg membulir sejagung2 itu ternyata membuat napas lebih plong , badan terasa enteng, dan tak lupa memberi pelajaran kesabaran.
Jasmani oye, rohaya juga oye.
'Scope' yg jelas ini jawaban penasaran, bahwa coban rondo banyak berbenah. Apa itu sampai akhir? mari kita perjelas. Saya butuh banyak kepastian utk menarik lebih banyak lagi orang agar mau menginjak coban rondo. Ini salah track unggulan di Malang di waktu lampau.
Bagai artis saja diminta foto bareng, tapi perbuatan menyenangkan orang adalah mulia, yang mulia banyak pahalanya. Para pecinta alam yg dahaga ini kembali sumringah hanya dengan dituruti foto bersama, meski aslinya juga sulit didefinisikan mana yg artisnya dengan mana yg fans dadakan.
Wajah2 debt collector semacam rekan saya; Didiek Soetedjo yg penuh aura suram, bisa begitu sumringah hanya karena melihat ada kamera diarahkan , walau belum pasti kepadanya atau orang sebelahnya.
Tanjakan hampir habis, istirahat utk sekedar menikmati suasana dan menjalin keakraban bersama2.
Porsi silaturahmi inilah salah satu unsur menu sehat yg perlu dilestarikan. Berdialog tatap muka, dan lupakan gadgetmu sejenak. Tidak haram membicarakan gadget, jangan lupa jua menikmati hamparan sempurna buatan Pencipta , yg lebih canggih dari gadget manapun yg pernah dan akan dibuat manusia.
Pak Ilham adalah mas dari pak Indra. Siapa pak Indra Agus? saya berkenalan melalui bulapakak, dan membeli beberapa part sepedanya, beliau orangnya baik, murah senyum ,dan ramah, pecinta sepeda dua dimensi. Nah saya yg memasukannya utk berkenalan dgn rekan2 komunitas koskas, dulu waktu saya masih dinas aktif. Setelah pensiun dini, tak disangka saya bertemu dgn mas dari pak Indra di kesempatan ini bagai pucuk dicita, ulampun tiba, nyambung ga?
Umur sepuh tidak menjamin semangat kendor, apalagi menye2 seperti kebanyakan orang tua post power syndrome. Pak Ilham ini sangat tokcer, ceria di udara laksana kilatan petir bertegangan tinggi dan dibungkus dgn warna yg kemilau.
Cerita yg energik, disela senyuman, dan kebahagiaan yg terpancar jelas membuat saya penasaran lebih dalam menyimak pak Ilham daripada mendengar celoteh kades Tedjo dan Herutri yg berbusa2 tentang nikmatnya kopi sachetan yg setara dgn kopi luwak luar angkasa.
Pak Ilham muda adalah pecinta alam, dan di masa tua ini kerinduan itu memanggilnya. Dan saat kerinduan itu menjadi nyata, maka terlihat jelas semua manakala di tengah gemerisik hutan pinus berderai semilir angin, sambil memandang gunung panderman yg kokoh itu, duduk di bawah dan bersuara lembut ,dilantunkannya ayat2 suci al -Quran dgn khidmat.
Pemandangan yg membuat saya mengevaluasi seketika seluruh perjalanan saya sejenak.
Ya ini yg saya cari2, jawaban inilah..
Sehat itu pun sangat dibutuhkan rohani, bahkan porsinya perlu lebih besar!
Saya jadi malu sendiri bahwa betapa sekian lama saya membatasi diri dgn picik. Petualangan yg sedemikian banyak ternyata masih belum mendekatkan dgn tujuan akhir saya, masih jauh... semoga Dia menolong saya.
Dari sini saja, saya sudah sangat bahagia bisa kembali ke coban rondo. Tak lagi menjadi pikiran seperti apa nanti selanjutnya. Saya merasa lebih sehat bahkan sebelum perjalanan ini selesai.