Nostalgia Jalur Princi - Bedengan
Hari raya ketiga dengan kondisi yang masih gamang antara kuat dan tidak, saya nekat saja melahap tanjakan menuju princi. Dan tebak, baru sampai di gapura Ds Selorejo saya sudah 4 kali nuntun sambil berhenti sesekali ambil nafas.Di desa, hari ketiga idul fitri menurut saya merupakan hari teramai. Jalannya padat dengan kendaraan lalu lalang. Bukan situasi yg saya antisipasi sebelumnya.
Jalan kalisongo tak lagi mulus. Giat pembangunan perumahan di daerah ini berdampak dengan aspal yg banyak terkelupas di sana sini. Seingat saya 2 tahun lalu masih nyaman menikmati lenggangnya. Kini lahan yg berganti rupa dan beberapa bangunan baru mulai mengisi kelenggangan itu.
Dengan dengkul loyo, baru setengah jam gowes saya sudah memutuskan mampir warung bakso mercon. Yang namanya mercon itu pentol diisi sambel, byuh.....
Lambung masih beradaptasi setelah momen ramadhan. Buru2 keringet kepedesan, ini bisa bikin melilit dan pening kalau nekat disikat.
Setelah isi perut, ternyata kekuatan tak lantas naik dgn drastis, tetep saja 10 menit kemudian saya berhenti di pinggir jalan setelah dada terasa sesak. Jaim sudah entah kemana, mending dikata "emangnya sapi, kok sepedaan dituntun" daripada saya memaksakan semaput di tengah jalan.
Tujuan masih jauh, dengan situasi beberapa kali nuntun membuat saya makin ragu utk terus apa tidak. Ketemulah seorang kakek yg gowes pagi itu. Setelah bincang sejenak, diberikanlah saya semangat utk lanjut..... lanjut nuntun maksudnya, yg penting tiba di tujuan.
Ya sud..., kalau diceritakan momen2 sebelum tiba di princi , kiranya hanya berisi kepayahan melulu. Utk tahu saja, saya terakhir nanjak kemari itu sekitar 3-4 tahunan lalu. Dan akhir2 ini saya agak alergi lihat tanjakan yg berbau lebay seperti tanjakan cinta.
Dalam pikiran saya, di tengah jalur pegunungan pastilah nikmat menikmati momen2 sepi seperti saat ini, saat dimana orang normal pastilah memilih di rumah atau wisata bersama keluarga dan sodara... hahay.
Setiba di princi, baru awal jalur sudah dihadang ular. Dilempar kayu pun si ular tak mau beranjak pergi. Feeling saya pasti habis makan jajan riyayan nih ular. Dilewati depan hidungnya juga diem saja.
Menatap princi mengingatkan saya akan masa awal2 saya bersepeda. Ini adalah jalur kesukaan saya dulu. Baik dari segi pemandangan dan sisi turunannya. Memang tak begitu panjang namun asik dibuat latihan. Muncaknya kemari yg ngabisin energi bila dipancal total.
Yang kedua mengingatkan saya seorang teman, Anshari. Entah bagaimana kabarnya, lama tak jumpa. Bila tidak salah ingat, jalur ini merupakan favoritnya.
Ada 2 longsoran di tengah jalur. Menyisakan sedikit saja utk dilintasi, pelan2 saja karena kalau selip ke jurang sedikit saja entah bagaimana jadinya.
Jalur princi ini cuma diketahui orang sekitar, crosser dan mancaler. Alay2 kekinian tak ada yg tahu karena memang tak ada spot untuk itu.
Dibanding beberapa tempat wisata yg baru dibuka dan fotoable, tempat ini menurut saya lebih kharismatik.
Alami, sepi, dan menantang.
Tak ada suara motor, tak ada petani, tak ada orang lewat tapi entah kenapa serasa ada mata yang mengawasi. Saya berusaha menikmati dan memacu sepeda semampunya.
Beberapa kali saya membuat burung2 yg sedang asyik turun di tengah jalur beterbangan dan riuh berkicau. Mungkin mereka cukup jengkel bahwa waktu utk menikmati kenyamanan tanpa kehadiran manusia terganggu.
Tegang sekaligus senang begitu saya sudah keluar dari dereta pohon pinus. Untuk selanjutnya sedikit menuntun menuju spot terakhir.
Perkiraan saya bahwa bedengan akan ramai pula ternyata meleset. Kawasan wisata ini masih lenggang mengingat ini musim liburan hari raya. Dengan merendam kaki sejenak saya mengamati keceriaan pengunjung.
16 komentar
Write komentarsepurane lahir batin sam Ngeog. sungkemm disek
ReplyAlhamdulillah kabar baik.
hampir setiap hari memantau, sambil ngarep mugo2 ada postingan tentang jalur princi dan wuuuaaaah terkabul juga.. hanya bisa terpana sambil ngarep kapan ya kalsel ada jalur semacam princi?.
jalur terfavorit. cucok utk mengasah skill nuntun dan melahap turunan. hehe
hahay sama sih kalau mendaki saya juga ga kuatan kok, cuma pegelnya ngangeni.
ReplyMonggo mampir sini mas e
Wah yg dirasani mampir,,hehe
ReplyMinal aidzin wal faidzin ya.
Kapan ini turun ke princi lagi?sibuk kerja terus kayanya hehe
insyaAllah mas, nnti klo wacana touring bersepeda keliling jawa jadi, wajib hukumnya mmpir ke princi.
Replyoiya seperti ada satu yg kurang lengkap. kok pohon tumbangnya nda terlihat ya mas?
apa ngilang gara2 ikut tergerus tanah longsor ya?
duuuh sangat disayangken
wawa, mau keliling lagi? sipp disegerakuen ya, hehe
Replypohon tumbang sepertinya sudah diungsikan sama petani sekitar,
tp longsornya sekarang tambah parah, tidak direkomendasikan saat hujan deras
Wah ular berbisa tuh...ulo dumong yen wong Nggalek ngarani...
Replyiya... samean sering ato pernah tau lek ngono
Replysyukure ulo e ga ngganggu mas,
Iya pernah mas..malah mau keinjek.pengen bgt bisa trutusan jalur malang..tp seperti ulasan saman..kalau udah berkeluarga sulit sekali dapat surat ijin nya.
Replywah seru banget... bikin mupeng ... view lembahnya keren, ada jalan tipis di sisi jurang bikin adrenalin begelora .. dan bonus sungai yang jernih untuk basuh basuh segerrr .. top deh
Replyhehehe semoga diketuk pintu hatinya buat dpt ijin
Replyini jalur yg sangat 'biutipul' om di malang, cukup terkenal di kalangan gowes
ReplyAjak ajak gung klu gowes
Replywaduh bolo lawas rek, yokpo kabare.... hehehe
ReplyMinta email dong bang
Replyngoeggoeng899@gmail.com
Reply