Pantai Jaelangkung dan Batu Bekung dalam Mata Saya

16:22 0 Comments A+ a-

Inilah pelarian diri saya setelah cukup lama bergelut dengan gunung, bukit, lembah dan air terjun. Kembali ke pantai untuk mengetahui seberapa besar kerinduan dan sisi lain diri saya yang cukup lama tidak bersentuhan dengan debur ombak.
Ada banyak hal yg saya bawa menembus jalanan malang selatan. Apapun itu tujuannya adalah untuk kebaikan.
Omong2, keberangkatan ini cukup nekat dgn menembus hujan di siang bolong sekitar jam 1 siang. Niat sudah kuat dan lagi2 saya memang berniat membuat acara yg berbeda dari yg sudah sudah, yaitu menikmati senja di pantai. Biasanya sih berangkat pagi pulang sore.


 Hujan ternyata tidak cukup merata, di kawasan Turen panas, di lain wilayah seperti sumawe(sumber manjing wetan) hujan geledek. Ini adalah ngaso pertama di kawasan perhutani.

Ngaso kedua di warung bakso. Iklan jadul yg menarik perhatian.


Jadi beri alasan saya kenapa mesti jauh-jauh ke jepang hanya untuk melihat sawah hijau terhampar luas dengan nuansa sekitar yg masih alami? Datang aja ke dusun sitiarjo kabupaten Malang. Ini paten banget lho( walau saya singgah ini sebenarnya separuh niatnya kebelet pipis dan ga nemu toilet, he he)


Aduh mak, ciamik dan uampuh sekarang jalan di sekitar kawasan pantai selatan dibanding beberapa tahun yg lalu kala saya nglayap kemari saat masih culun2nya. 
Ini mah ga bakalan kalah dengan Banyuwangi dan Bali. Gila banget keseriusannya untuk menggarap sektor wisata di kawasan ini. 
Serasa berkendara di kampung durian runtuh( ini nama desanya upin ipin), jalannya halus, kanan kiri pepohonan rindang, pemandangannya adem di mata dan hati, susah untuk ga terpana.
Keren pol malang! ga rugi lahir di kota ini, ha ha.
Setelah perjalanan yg menggairahkan, sampailah saya di pantai yg entah apa namanya. Baru saat melanjutkan perjalanan saya baru tahu nama pantai ini adalah Pantai Jaelangkung.
Berikut penampakan saya dan juga pantainya, hehehe.




Sesampai di pantai ini, saya hampir menangis... SERIUS!
Muncul perasaan yg sukar dikatakan. Apa saya menemukan sebagian diri yg hilang , atau saya mulai merasakan keseimbangan setelah lama bergelut dengan kaki langit?
entahlah...
Pantai ini letaknya antara bajulmati dan batu bekung.


Tidak seseram namanya, pantai ini punya pesona yang mengharubiru. Sore sekitar jam 4 saya berada di sini. Nuansanya menakjubkan.
Setelah berbincang dgn penghuni sekitar pantai dgn membayar karcis yg cuma 5ribu, saya cabut untuk lanjut ke pantai Batu Bekung.

Melewati Watu Kopet (kalau tidak salah). Dari jaelangkung ke kawasan batu bengkung sekitar 5 menit.

Sesampai di Batu Bekung, saya lanjut menaiki bukit di sisi timur. Sekitar jam 4.40 sore. Sempat bertemu dgn sekelompok remaja yg sedang berkemah. Cuma 1 kelompok itu saja dan sekitarnya sangatlah sepi, hanya beberapa warung yg tetap buka.
Pemandangan di atas adalah setelah menaiki bukit kemudian menembus tebing dgn karang yg runcing2. Pemandannya sangat mempesona. Ini spontan saja naiknya.



 Udah ga bisa ngomong,
dzikir saja.... Allahu Akbar, keren mampus senja sore itu.

Dan inilah batu bengkung. Sayang dilarang menaiki bukitnya, karena memang cukup curam dan dibawahnya karang dgn ombak yg gila2an. Kepreset udah mbuh wis.
Saya sebenarnya mo nekat naik, tapi melihat waktu sudah magrib ya urung. Udah sepi pula, kalau ada apa ga bakal ada yg liat.

Menyempatkan sholat magrib di sini. Kemudian duduk menikmati bekal dan hari yg beranjak gelap. Nyamuk juga mulai keluar dari sarangnya untuk menyapa.
Dan hati saya mulai merasa lelah, ahahay...
Hingga setengah 7 malam saya masih disini terdiam menikmati kegelapan dan debur ombak. Nyaris ga mau pulang bila tidak ingat punya keluarga, hehehe.
Perjalanan pulang dari kawasan pantai hingga sumawe adalah perjalanan yg penuh deg-degan. Terutama melewati kawasan hutan dan kawasan pinggir pantai yg gelap gulita, nyaris tanpa penerangan. Orientasi mata hanya terpaku ke depan, kanan kiri begitu gelap.
Ga lama ditambah gerimis pula, klop. Saya agak kuatir bila tiba2 ada sosok yg berdiri di tengah jalan pakai baju putih dan raut muka yang rusak.... haakakakkaka.
Tapi kalau dipikir ya seru juga dan ga bakal terlupa. Semenjak ke pantai ini, ada sisi lain yg mulai saya temukan, dan ternyata 'feel' saya untuk mengambil gambar di pantai masih ada.
I love u full brooooo....... hehehehehee.
TOS!