Gunung Ronggo

17:08 5 Comments A+ a-

Jadi tak selamanya muter2 ga jelas itu membuahkan hasil atau destinasi yg ga jelas pula, selama santun dan bergairah melakukannya. Variasi muter2 ga jelas yg perlu digalakkan ini adalah dilandasi maksud mengenal tempat yg asing utamanya yg masih satu 'rumah' dgn tempat kelahiran kita. Jadi manakala ditanya orang tentangnya tidak terlampau blo'on menjawab " lho samean kok eroh , lha aku dewe seng wong kene ora eroh e". Malulah jiwa raga, hendak ditaruh mana ketampanan kita orang.
   Santun dalam klayapan di tempat asing adalah fundamental. Gaya slonong boy dibarengi muka kecut nan bengis bisa menyematkan anggapan ada maling sedang dalam rangka pengamatan. Masih untung jika kita bisa keluar sehat wal afiat dari tempat tersebut. Memancing keramahan menimbulkan simpati. Satu hal lagi utk para bujangan ialah tempat pelosok , terpencil atau apapun namanya , tak selamanya kurang menarik. Selalu ada kembang desa seliweran dimanapun tempat , beruntung sekali hal melihat kembang manis laksana mawar merekah tanpa polesan dempul nan tebal. Untuk itu perlulah menjaga sikap nan santun bertingkah dan bertutur kata. Anda tidak pernah tahu dimana berjodoh dgn mertua atau besan anda.
Melakukan sesuatu dgn bergairah itu perlu, dan menimbulkan nuansa positif dua arah. Beribadah dgn bergairah akan membuat terasa ringan bagi kita, bagi Tuhan juga kita mungkin terlihat sebagai pribadi yg suka syukur. Makan masakan dgn bergairah menambah sedap lidah dan menyenangkan si tukang masaknya pula. Modal dasar gairah itu sehat, dan sadar pula bagaimana penting serta berartinya hal itu. Jika hubungan kurang bergairah, maka dipastikan ada yg tidak sehat , hehehe
Dari sini bisa disimpulkan orang2 yg lemah gairah mancal bila tidak sehat orangnya maka  bisa jadi ada yg sakit dgn sepedanya. Sang sepeda mungkin tidak sakit fisik, tapi sakit batin karena dielus saja di rumah , kurang wisata. Selalu diperlukan utk menjaga 'greget' antara rider dan sepedanya. Agar hal itu terjadi maka perlakukan terlebih dulu pasangan dgn semestinya, bila itu sepeda gunung  ya sering2 diajak ke gunung. Jangan melupakan pula perihal anda meminangnya, apa dibuat pajangan, duwe2an, blusukan atau mau di jual kembali alias makelaran. Ingat selalu "menikah itu adalah lebih mudah akadnya daripada menjalaninya setiap hari", hahaha.
Setelah nglantur kesana kemari, saya setengah sadar masuk daerah di sekitaran tajinan. Entah apa namanya, jalan masuknya bermakadam ria. Saya menebar senyum sambil menyapa penduduk berharap tidak ada cap maling ayam melekat pada wajah.
Klayapan ini sebenarnya absurd. Sepertiga porsi hanya kepingin mancal, sisanya saya sedang kepingin mendengarkan beberapa lagu lama yg sekian abad baru saya temukan kembali. Biasa, lagu jadul penuh romantisme masa kecil yang saya ubek2 dari  mulai youtube sampai situs gosip kapanlagi. Jangan salah ya, romantisme masa kecil saya termasuk keren, umur 13 saya sudah demen single Level 42, walau saya tak tahu apa judulnya, hehehe.
Awalnya lihat di TVRI( satu2nya siaran bermutu di jaman saya kecil, karena tak ada lainnya) , membekas hingga sekarang. Kabar baiknya tak perlu menunggu saya pikun, di tahun 2014 ini saya berhasil sukses nan gemilang menemukan judulnya  "Guaranteed" by Level 42 .  Sapa tahu ada yg mencari juga.
Lagu kedua yaitu Two Hearts milik Phil Collins, ini keren bangetlah punya video klip, jadul dewa. Selebihnya lagu pesta rap tahun 1995, yg pertama dan terakhir kali saya suka apa itu rap. Favorit yg dinyanyikan oleh Blake ' Bosan', liriknya demikian:
bosan, di rumah lagi sendirian, papa sibuk mama arisan, tak ada lagi yg bisa jadi perhatian
Wuih ini album ngehits banget bro, tetangga saya yg doyan dangdut aja beli nih album. Anak2 90an jarang yg tidak kenal, kecuali berdomisili di planet mars dan tidak keren.

Saya tidak tahu ini daerah mana, tapi suka sekali. Jalannya semulus pipi raisa, dan tenang sekali dikelilingi pemandangan hijau nan elok.

Di jalan ini saya bertemu banyak pesepeda onthel. Setelah mengamati mereka memakai seragam bertulisan ' komunitas onthel tajinan'. Sepeda yg dipakai terawat dan bagus modelnya, sepertinya pula termasuk yg mahal harganya. Orang2 ini ramah, suka menebar senyum seperti saya di tanggal muda.
Kemudian sepeda membawa saya masuk desa yg dipenuhi industri pembuatan batu bata. Orang di desa ini ramah pula, suka menyapa duluan, ada hasilnya juga saya memasang wajah malaikat tak berdosa.
Dan akhirnya saya memasuki jalur gunung ronggo, berikut penampakannya.







 Saya gagal mencapai puncaknya karena sudah capek, berangkat jam setengah 9 tadi agak panas cuacanya, dan ternyata bekal minum ga cukup pisan. Jadilah sedikit saja naiknya.


Bapak ini mengatakan di depan saya ada sekitar 2-3 pesepeda. Saya kejar dgn kecepatan 100km/jam di bayangan pikiran  tetap tidak ketemu, saya jadi gemetar membayangkan jangan2 yg saya kejar adalah para juara nasional.



Jgn percaya bila gunung ronggo disebut jalur XC, ini lebih pas dibilang jalur gado2. Lengkap dan  menjanjikan suguhannya, bila diolah dgn baik bisa jadi favorit pesepeda terdekat. Menempatkan diri sbg orang sini, saya berani adu jalur dgn  yg lainnya, selintas mirip buring dgn tambahan jarak tempuh. 
Lokasinya sejuk dan mulus pula jalannya.


Berangkat jam setengah 9 , sampai rumah sekitar jam 12.  Lumayanlah, kuping sampai panas dengerin musik terus2an, hehehe
Romantisme itupun terobati, dan saya semakin kangen dgn orang rumah.
Ada hal yg bagus tentang perjalanan ; kita menyukai pergi, tapi ternyata kita jauh lebih menyukai pulang. Itulah kenapa kita sangat semangat saat hendak pergi, tetapi menjadi sangat kangen pulang saat sudah tiba di tujuan.
Jadi sebenarnya perjalanan itu sendiri sudah menyehatkan, jauh dari rumah menyadarkan kita begitu bernilainya segala elemen yg ada di rumah ; ya anak, ya istri, ya perabotan, ya kasur.
Maka meski muter2 ga jelas, setidaknya ada kembali muncul rasa nyaman manakala pulang.

Utk jalur gunung ronggo, saya tidak menyelesaikannya dgn baik karena banyak sekali percabangan, dan buta pula jalur. Coba hubungi empu Sherpa Bike bululawang utk jalur ini.

Mengutip von droussen  ;
Every trail is unique, you'll never regret to go



5 komentar

Write komentar
24 November 2014 at 19:34 delete

sam,, kl boleh tahu sampeyan tinggal dmn?/ kok sepedaan kmn2 rasae cedek2.. hehehe
ayas sawojajar.. yg terdekat spot nya kmn yaa.. nuwus-- salam gowes

Reply
avatar
Arek Malang
AUTHOR
25 November 2014 at 01:24 delete

domisi barengraya - klojen sam. Seluruh dunia ta bayangno cedek sam, dadi mungkin iku sebab e, hehehe. Sawojajar bisa coba jalur buring, sumber ringin atau sekitaran pakis/wendit sam :)

Reply
avatar
Anonymous
AUTHOR
7 December 2014 at 21:01 delete

Mas, kalo mau eksplor lebih jauh ajak-ajak ya, biar kalo nyasar ada temennya hahahaha.

Reply
avatar
Unknown
AUTHOR
16 December 2014 at 19:26 delete

Sam,,,
Ajaklah kita main2 ke bromo.
sudah kangen kal kita sepedaan ke sana :)

Reply
avatar
Arek Malang
AUTHOR
17 December 2014 at 05:27 delete

wah, kok rodo lali sam rute2 nang bromo, hehehe
coba kontak rekan2 koskas yg lain sam

Reply
avatar