Totalitas

10:36 2 Comments A+ a-

It ain't Mountain Biking unless you're hiking 


Saya sempat terheran2 mengetahui beberapa rekan bersepeda di Malang begitu hobi mendatangi salah satu track yg tersohor di daerah pasuruan, bahkan jika distatistik tiap bulan mungkin bisa menakjubkan hasilnya. Terlepas dari pertanyaan, apa tidak bosan? track tersebut tersaji dan diolah dgn sangat baik, masih pula dijaga dgn seksama. Saya yg pernah menjajal beberapa kalipun mengacungi jempol, terutama utk varian turunannya.  Namun yg menjadi tanda tanya, apa Malang sudah kehabisan track bagus hingga banyak pesepedanya memilih lari kesana? 

Menarik sekali. Malang punya beberapa track seperti Cangar, Gunung Mujur, Coban Rondo,Coban Rais, Princi, Bedengan, Gunung Buthak dan masih ada beberapa lagi. Meski begitu jarang sekali track2 tersebut dikembangkan , atau diperbarui lagi daftarnya. Usut punya usut, beberapa track kurang populer atau dianggap kurang bersahabat karena mengandung tanjakan. Kebanyakan yg dipilih adalah yg seminim mungkin menanjak, bahkan kalo bisa diharamkan.  Tentu saja itu hal yg salah kaprah. Tidak ada yg salah dgn track bersepeda di Malang ini, justru itulah yg membuat Malang begitu kaya jalur alami pegunungannya. Sudah dari sananya kontur pegunungan di Malang naik turun, perbukitan dgn jurang, dan aksesnya yg terbatas, utk menurun perlu menanjak dulu. Saya yg sudah menanjak beberapa kali menemukan spot2 yg terlampau menakjubkan utk dikatakan. Selain indah, sepi juga alami sekali sentuhannya, yg dibanding di luar negeri sana tidak kalah, walau utk mencapainya tidak sekedar menanjak, tapi juga setengah mendaki, hingga gotong sepeda. Maka jika track di Malang tidak populer, justru kemungkinan karena byk pesepeda disini pilih2 sesuai keinginan. Tentu saja itu sah, tiap orang berbeda senangnya, jadi track2 di Malang bukan tidak bagus , cuma  tidak sesuai senangnya banyak orang.

Sayangnya, pengetahuan tentang track di Malang semakin hari semakin tidak berkembang, destinasi hari ke hari itu itu saja. Seolah Malang kehabisan track, kasihan sekali, padahal tidaklah begitu. Saya sudah menjajal spot2 yg selama ini luput dari perhatian, dan itu masih ada banyak lagi. Kenapa motorcross begitu jumawa di sini, tidak lain tidak bukan karena mereka mengetahui bahwa di sini begitu banyak area yg top markotop di pelosok2 hutan dan pegunungan, jadi sangat jarang rider cross akhir minggu keluar kota, seringnya muter2 disini, seharian tak akan habis. Coba tengok gunung mujur tiap minggu, dijamin tak akan pernah sepi, meski begitu masih ada area yg bagus utk sepeda gunung.


Melewati sungai bisa berarti satu hal ; waktunya utk menanjak kembali

Menengok ke luar negeri. Kita akan dibuat terpana betapa utk masalah bersepeda , orang2 bule lumayan gila. Tidak lagi jalur tanah yg didaki bersama sepeda, tapi pegunungan berbatu yg ga karu2an ukuran dan bentuknya. Itu kadang masih ditambah hujan badai, salju dan suhu yg di bawah nol derajat. Hal2 tersebut tidak menghalangi banyak orang utk bersepeda mencapai area2 yg sulit


24 miles, with 6.500 feet of climbing
Rumah film yg saat ini populer di kalangan pecinta sepeda ,Von Draussen ; sering memberikan gambaran ideal tentang bersepeda, dan antaranya totalitas terhadap jalur. Salah satu filmnya ' Haute Route ' memfilmkan betapa susah payah tanjakan yg dilahap utk mencapai titik tertinggi jalur ski tersebut dgn sepeda, utk kemudian menurun hingga kota selanjutnya. Film tersebut mendapat apresiasi banyak kalangan , diikuti film2 berikutnya. Dan jika melihat film2 lainnya, bisa ditemukan bahwa tidak cuma turunan, menanjakpun hajar habis. Kedua bagian itu akan digambarkan melengkapi utk mencapai titik terjauh , terindah dan paling menantang dari petualangan bersepedanya. Beberapa tempat di luar negeri sama seperti disini, alami ,cukup sulit dijangkau tanpa komitmen menanjak dan mendaki, cuma di sana malah populer, disini boro2. 
Von Draussen sendiri banyak membuat film unik tentang bersepeda, antara lain ;
- Ride Positive , Mountain Bike Manifesto.
- We Ride , Because .....
- Visiting  The Queen dll.  
Anda bisa menemukannya di Youtube dan Vimeo.
Great experience of feeling small - Von Draussen
Walhasil , yg lebih heran lagi, teknologi sepeda maupun sepeda keluaran luar negeri amat populer di sini, daripada gaya bersepedanya. Padahal sepeda2 maupun teknologi yg amat mahal itu di sana dipergunakan utk menunjang bersepeda pada kondisi2 yg tidak kalah ekstrim. Salah satunya pada film yg menurut saya amat menarik berikut :
Into Thin Air by Infinite Trails at Vimeo .
Kontras bukan? Jika tulisan ini masih meragukan minat anda, silahkan googling web2 luar, bagaimana mereka masalah rute lebih gila lagi.
Banyak sekali tawaran kejutan di bersepeda jika tidak pilih2 rute. Setiap sajian di perjalanan akan memperkaya petualangan. Berbagai keunikan,keindahan, suka duka dan cerita selama perjalanan akan membawa gairah baru. Saat rute tidak lagi menjadi batas , maka kemungkinan kebahagiaannya lebih besar. Jika masih merasa ada yg kurang dgn bersepeda kita setelah sekian lama, bisa jadi karena kita kurang total masalah minat, terutama tanjakan, he he he... bisa jadi
Temukan cakrawala2 baru dari bersepeda, Malang masih menyimpan banyak eksotisme bagi para penggiat sepeda yg tidak melulu masalah turunan. 

“Don't limit your challenges; challenge your limits.”


“Adopt the pace of nature: her secret is patience.” 
“Nature hates calculators.” ― Ralph Waldo Emerson 

Catatan : Mencari jalur turunan saja di Malang? anda bisa pergi ke Klemuk atau Gn Banyak, bisa digowes beberapa putaran sampai mblenger. Terlalu ekstrim? ini yg repot, doyan turunan tapi ogah yg  menantang, karena semakin sempit pilihannya. Coba saja di gowes pelan2, pasti tidak seseram bayangannya, atau kalo tidak ya berpindah ke jalan raya saja, jalan raya di sini turunannya juga oke. Track di Malang memiliki spektrum lebih luas ,banyak turunan tapi perlu usaha lebih menjangkaunya. Jangan mencoba kalo tidak siap niat dan fisik, namun di belakang itu anda akan diganjar akan indahnya alam pegunungan di Malang raya yg tiada bandingannya

2 komentar

Write komentar
Unknown
AUTHOR
15 October 2014 at 23:49 delete

la iyes, wong2 iki ncen kakean pilih2, hauahuahu :v

Reply
avatar
Arek Malang
AUTHOR
27 October 2014 at 01:41 delete

ya gpp pilih2 tebu :D

Reply
avatar