Kali Danyang

01:43 0 Comments A+ a-

Bangsa belanda dulu menyebut Indonesia sbg 'moii indie'. Artinya kurang lebih ; negeri yg elok

Karena ke-elokan itu pula, negeri ini menerima nasib dijarah bangsa asing. 
Jika mengingat kegemaran melukis semasa kecil, maka tema yg umum ditemukan adalah pemandangan gunung, dgn sawah menghampar, sungai, dan pohon kelapa, atau hutan hijau.
Itu pun saya temukan pada lukisan bapak saya. 
Nah, menariknya lagi, saat saya mengumpulkan dokumentasi belanda selama menjajah Indonesia, antara tahun 1800-1900 an, dokumentasi itupun gambarannya tidak jauh2 dari tema yg saya sebut diatas.
Oh ya, semasa belum ada kamera, belanda mendokumentasikan wilayah , kondisi geografis, kehidupan masyarakat pribumi dalam bentuk lukisan atau gambar.
Dan gambaran tsb tidak cm di jawa, tapi di borneo, bali, ataupun celebes (sulawesi).
Jadi negeri ini (dulunya) begitu hijau, dikelilingi pegunungan dan hutan rimbun, serta sungai2 yg besar dan sangat jernih.
Masa dulu, saat hutan dan lahan belum dihabisi spt sekarang, sumber2 air melimpah ruah, dan sungai deras , besar pula debit airnya.
Jadi tema tersebut, sangat betul adanya, dan itu turun temurun generasi berikutnya.
Jika berkesempatan melihat lukisan Indonesia pada jaman 1800-1900 an, yg dilukis oleh pelukis kenamaan asli Indonesia spt Wakidi, Abdullah Suriosubroto, maka tema 'moii indie', negeri yg elok itu tak akan jauh2 dari pegunungan, hamparan sawah, sungai yg besar jernih pula, dan masyarakat yg guyub rukun, persis spt gambaran belanda
sungguh suatu kondisi ideal bilamana indonesia disebut surga oleh bangsa lain
Sayangnya, bangsa ini mempunyai kekurangan mengingat2 jatidiri dan mencintai tanah airnya.  Saya sendiri sering termangu2 melihat negeri saya tercinta kian tak tentu arah

Di desa, saya menemukan obat kerinduan itu, meski sedikit dan hampir tergerus perkembangan jaman.  Jawa mengalami kemajuan lebih pesat dibanding pulau2 di luarnya. Jika saya terlambat mengetahui atau mengenal pelosok2 terdekat saya lebih awal, mungkin saya akan kehilangan sosok aslinya di masa mendatang.

Itu pula yg akhirnya membawa saya bersepeda menembus persawahan di daerah lawang. Utk menutupi penasaran adanya sungai yg kabarnya dulu sangat elok, berada di antara hamparan sawah dan hutan yg lebat, melewati pegunungan.
Kali Danyang, nama yg bisa mengundang rasa ngeri. Mungkin sebutan itu pula yg membuat orang dulu berpikir masak2 sebelum menjamahnya.
Sayang, saat ini kondisinya tidak terlampau bagus, ditutupi banyak tanaman genjer. Tidak pula jernih airnya. Namun letaknya yg di pinggir hutan lebat itu eksotis adanya.  Pemandangannya pun sangat memanjakan mata, khas ' moii indie'



Saya ingin mengunjungi negeri ini sejauh2nya, tapi rasanya tak afdol jika saya tidak terlebih dulu mengenal tempat2 terdekat saya dgn baik.
Semoga masih ada tempat yg masih terjaga keasliannya di kunjungan2 berikutnya