Sowan Konco
Tak ada rencana gowes, malah pagi saya bersama keluarga berkunjung ke pasar minggu gajayana. Sesampai rumah baru ingat ada keperluan menemui seorang teman kerja yg saya tidak tahu rumahnya. Berbekal informasi dari rekan lain, jam 9.15 sayapun meluncur membawa sepeda menuju timur.Dari comboran berbelok melewati gadang. Rumah rekan tersebut berada di perbatasan antara Tajinan - Tumpang.
Melewati bumiayu berbelok ke tlogowaru, area SMK 10.
Sungai yg keruh kehijauan melewati buring hingga tlogowaru banyak dimanfaatkan utk mandi dan cuci baju.
Pertigaan Tajinan.
Ada perubahan saya rasakan di area Tajinan, yaitu lokasi ini semakin memberi kesan 'terbuka'. Wajah yg seram dan bayangan tentang lokasi yg penuh cerita bengis seolah berangsur2 tersapu.
Siapa sih yg tidak kenal Tajinan? Tempat ini dulunya bersaing dgn kedungkandang kabarnya utk memperoleh predikat juara atas angka kriminalitas tertinggi.
Di tahun 2014 ini seiring perkembangan jaman, ada sisi menuju lebih baik yg mulai terlihat.
Ini spot yg musti diingat. Banyak yg menjadikannya patokan utk area disini.
Cukup panas. Yg menarik adalah setiap rumah di sekitar sini, bagian belakangnya jika tidak ladang ya hutan. Sungguh jarang terlihat rumah2 berdempetan layaknya perkampungan.
Ada area yg saya anjurkan utk tidak mencobanya, yaitu Baran Wonokoyo.
Area ini hutan lebat perbatasan buring-tajinan. Dari buring jika naik terus hingga hutan lebat teratas, itulah baran ,nantinya tembus Tajinan. Baran sendiri sama seperti penyebutan 'barongan'.
Area tersebut populer di kalangan kurir, salah satunya saya he he he. Silahkan mencobanya jika cukup berani, resiko tanggung sendiri ya.
Setelah mencapai glendangan tempat rekan saya,ba'da dhuhur sayapun berpamitan utk pulang.
Dari ngobrol2 ternyata tidak jauh dari lokasi telaga Jenon. Lokasinya masuk jalan patung kuda tadi kurang lebih 2-3km, maka saya lanjutkan utk mampir sebentar.
Telaga Jenon /Njenon cukup menarik. Mempunyai air berwarna kebiruan dan diisi ikan2 besar.
Foto diatas adalah bangkai ringin yg jatuh ke dalam kolam.
Lokasinya mirip sumber wringin, dikelilingi pohon2 besar dan suasananya tenang, bisa dibilang sepi utk ukuran tempat wisata.
Saya masuk gratis, cukup terheran2 karena tidak ada petugas satupun. Sepertinya lokasi ini tidak terlalu diperhatikan, dan dikelola dgn baik. Hanya ada petugas parkir pemuda kampung sekitar yg berada di pintu masuk. Karcis? tak ada.
Kolamnya berdasar alami, dan cukup dalam di beberapa titik. Pemandangannya sangat oke punya bray.
Ditambah samping ada kafe yg gemar menyetel house musik, jedag jedug wes.
Tak berlama2 di jenon, saya segera melanjutkan arah pulang. Tak jauh dari jenon, ada beberapa anak yg memanggil utk mencoba spot lokal punya motorcros.
Dgn berbekal BMX, cukup seru juga anak2 ini saat diminta aksi. Saya mencobanya satu putaran dgn seorang anak lokal. Ngeri juga saat ngetes jempingan tertinggi di spot ini.
Kemarau cukup terasa disini, meski begitu sepertinya penduduk cukup bijak mengatur sungai melalui dam2 yg ada utk mengairi pertanian.
Lokasinya sangat menyegarkan.
Saya pernah melewati sebelumnya, lalu lupa.
Akhirnya ketemu lagi jalannya, hehe
Jembatan ini menghubungkan bumiayu dgn kotalama.
Dan perjalanan ditutup dgn sore yg indah.
Alhamdulillah