Oma Campus X2

07:38 0 Comments A+ a-

Semangat 45. Itulah yg saya bawa utk mengatasi tantangan pribadi di hari kemerdekaan RI ke 69.  Rencana mancal sebenarnya adalah sore hari, karena ada acara yg tidak bisa titip absen, yaitu upacara 17 agustus pagi hari, berlanjut halal bihalal di tempat kerja. Upacaranya sendiri berlangsung khidmat bagi saya , terutama momen yg diiringi lagu seperti mengheningkan cipta. Sebenarnya juga semua lagu nasional pelajaran SD adalah sakral bagi saya, semua nada2nya disusun terdengar mengagumkan dan bisa mendatangkan bermacam rasa di hati. Di akhir upacara , munculah ide utk gowes dadakan, namun mestilah spesial di hari yg spesial juga. Mancal siang, diatas jam 10 itulah idenya.
Dan dilanjutkan Ide kedua ; adalah menikmati track oma campus 2 putaran dgn istirahat di tengahnya. Sepertinya akan seru, membayangkannya saja sudah mendatangkan perasaan menggebu gebu. Perasaan yg senang membuat semangat menggelora.

Kelar acara tujuhbelasan, masih satu setengah jam lagi hingga pukul 10. Setelah mempersiapkan segala sesuatu, pukul 10.30 saya memulai start lewat jalur dieng kalisongo. Jalur yg ramai sekali dgn aneka macam lomba yg diadakan tiap RT menutupi setengah jalan raya. Balap karung, pukul gendok, lari kelereng, makan kerupuk tumplek blek. Sangat mengesankan utk daerah yg tidak terlalu jauh dari pusat kota,

Karena tahu tak akan mudah, maka beberapa persiapan saya lakukan. Diantaranya membawa topi, sebagai pengganti helm saat menanjak. Panas yg terik itu seolah dipantulkan kembali ke atas oleh aspal jalan raya. Jadi seolah saya mengayuh di antara panggangan, jika memakai helm rasanya kepala tidak cuma mandi keringat , tapi kliyeng2 pula, memakai topi lebih masuk akal serta sehat pula. Persiapan kedua adalah menurunkan harga diri , saya sudah bersiap tak akan malu utk banyak berhenti di tengah tanjakan meski serombongan atlit roadbike lewat.
Baju lengan panjang sudah pasti, yg pastinya gampang menyerap keringat dan cepat keringnya, enteng pula. Tak ada pilihan selain pakai jersey.
Dan... tak sia2 semangat 45 yg saya bawa, yaitu nilai tahan derita dan tahan uji (ini pelajaran PKN). Saat pagi saja jalur ini memerlukan istirahat 2-3 kali, kala siang begini lebih buanyak lagi. Mulut rasanya seperti pahit belaka meski baru menengguk minum, sampai saya mengira sedang meminum air garam.
Ada hal lain juga yg saya kejar, yaitu ingin merasakan sensasi para bikepacking macam bakulrombeng, yg tak henti mancal entah itu siang, entah malam. Adalah rencana kelak yg semoga keturutan utk mengikuti jejak para orang gila di atas sepeda , yg sudah setor jejak bannya di bebeberapa belahan bumi pertiwi ini.
Info di jalur kalisongo ini makin banyak bertebaran bakul jeruk di pinggir jalan, yg saat ini obral murah 3kilo cemban. Dan satu lagi, jembatan ken... (apa gitu, penghubung petungsewu - tegalweru),saya lupa.. sedang perbaikan total yg kira selesai kurang lebih 1 bulan. Bisa dilewati dgn mengangkat sepeda saat sepi, jika ada pekerja sebaiknya jangan, karena sepertinya bakal kena semprot. Seperti hari ini rombongan trail yg mengambil jalan memutar ladang, memancing seorang tetua penduduk utk geram.

Inilah waktu tiba di start masuk jalur oma campus. Setelah menesteskan keringat dgn seksama, rasanya lumayan plong, hehe.

Persiapan, memasukan barang yg ga perlu, dan mengeluarkan yg dibutuhkan seperti tripod, dan juga sedikit tabir surya, hehe.


Berdebu tapi tidak terlalu ekstrim sampai perlu memakai masker segala. Jalur oma campus sendiri memiliki tekukan2 berm yg asoy punya, meski beberapa jalur keluarnya kurang bersahabat akibat ulah roda motor dan bisa juga air hujan.


Turunan curamnya juga tidak seberapa, kecuali yg mendekati perumahan graha dewata. Berupa makadam tapi tertata rapi dan tidak semontok batu2 sungai yg menjadi bahan pondasi. Meski begitu saya sedikit menahan tawa mengingat  pernah ada rekan yg nyusruk disini saat malam hari, haha sebut saja bunga atau mawar

Berteman kebun tebu itulah pemandangan rute ini. Jangan mengharap hutan pinus, dari ujung ke ujung ya cuma sugarcane

Istirahat berteman rilgut. Sedikit lama dari waktu yg diperkirakan karena ada beberapa sesi ambil gambar, serta momen galau di persimpangan. Ronde pertama dehidrasi berat, bertempur dgn panas terik utamanya. Minimarket dekat villa tidar menjadi rest area.
Ada cerita lain, dari 3 minimarket yg saya singgahi, semua menawarkan kembalian kecil utk didonasikan. Saya tidak membaca ada papan pengumuman  kemana akan didonasikan atau siapa yg meminta donasi, maka saya tetap meminta kembalian. Selain itu jika tidak salah pernah membaca di kaskus berkaitan dgn hal ini, bukannya tidak percaya, saya memilih menyalurkan pribadi sajalah. 
Setelah beristirahat beberapa menit, lanjut menanjak kembali ke tugu tegalweru.



Ini waktu tiba di start awal masuk track oma campus lagi. Ambil napas dulu utk putaran kedua ,dan beberapa gambar awal track sambil memanaskan mesin yg sudah hampir kebakaran total.



Cukup heran bahwa kondisi track ini kok sepi ya, tapi justru hal itu membuat hepi. Serasa jalan cuma milik pribadi, mau gulung2 rasanya juga tidak bakal ada yg memperhatikan. 

Hampir pukul 1 di gerbang graha dewata. Tidak ada istirahat, lanjut ajojing2 di track selanjutnya. Panas boleh semakin membara, hati tetap tabah, semangat menyala tiada sirna.
           Entah ini apa namanya, berada dekat villa tidar, di tengah kebun kacang.


Debu yg tebal menggoda, tak ada salahnya dicoba. Debu membuat saya hobi ngepot/ngedrift2 ga jelas :D

Dan ini jalur tambahan yg cetar membahana. Jadi ada jalur kecil, kemudian ketemu jalur besar ini, yang wujudnya apik bin sae. Pakai ban komuting masih bisa mancal sambil cengar cengir kuda.
Akhirnya, finish kali metro dgn seger waras, puas, no lemas. Sungguh suatu acara gowes menyenangkan yg perlu diadakan lagi waktu depan, bisa di lain tempat dgn tema sejenis. Sampai rumah masih jam 2 kurang, cukup waktu utk mandi, dhuhuran, mencuci dan ngemong si kecil.  Biar kata rutenya pendek , yg penting puasnya dapat, di sisi lain juga ramah keluarga. Walau sempat keteteran di awal tanjakan, tapi jika tidak ada tanjakan mana bisa narik keringat, dan setiap keringat itu yg ada pada gowes sama dengan menyehatkan, jadi premisnya dapatlah.
Akhirnya saya bisa merdeka dari anggapan bahwa track di Malang cuma bisa 1x putaran, namun hal lain yg tidak boleh dilupakan adalah : 
 "carpe diem, quam minimum credula postero"