Pagi di tepi Kali Brantas
Brantas mempunyai banyak arti bagi saya. Tempat pelarian, hiburan, kenangan, belajar, berkawan, dan petualangan. Inilah satu2nya sungai yg membekas dalam urat nadi saya sebagai anak kampung. Sungai ini menawarkan penjelajahan tiada batas, dari hulu hingga ke hilir pernah menjadi arena bermacam kegiatan menyenangkan. Mulai mandi,mencuci, renang, bersampan, nongkrong, bolos sekolah, mancing, menangkap ikan sampai lomba agustusan.Keberuntungan saya, 80% kesenangan yg ditawarkan sungai ini pernah saya cicip. Dari belajar renang hingga tempat sembunyi utk merokok. Satu hal yg tidak terlupa, sepanjang sungai ini pernah menjadi tujuan orang ngintip, apalagi kalo bukan orang mandi.
Dulu bnyk perempuan masih menggunakan Brantas sbg tempat mandi. Bukan mandi disungainya, tapi didekatnya. Di tepian, disisi sepanjang sungai brantas berjajar sumber air bertebaran. Sumber air yg benar2 berasal dari tanah, dimanfaatkan penduduk sekitar dan dibangun tempat mandi dadakan disekitarnya. Jam ramai sepanjang kali brantas adalah saat siang dan sore, terutama sepulang sekolah
Ada lokasi yg lumayan spesial buat saya. Penyebabnya adalah saya pernah hampir hanyut di tengahnya. Dalam ingatan, dulu arusnya tenang namun berbahaya. Berita orang hanyut santer terdengar, sampai dianggap sbg permintaan tumbal. Setelah melihat hari ini, manakala brantas tidak luput dari pendangkalan sungai, baru saya paham bahwa dulu brantas memang lumayan dalam. Setelah sekian tahun, pendangkalan itu baru terlihat
Iseng saya kembali menelusuri jalur memori itu.
Ada perubahan sedikit. Saya sedikit kebingungan mengingat jalur masuknya. Ada sebuah jalan sepanjang pinggir sungai. Dari cendana bawah hingga belakang pabrik es. Untungnya ada orang yg memberitahu jalur tersebut masih ada, sekaligus jalur masuknya, sebuah single track kenangan
Tempat ini pernah menjadi tongkrongan kala malam hari bersama 3 kawan saya utk belajar gagah. Yg kami anggap gagah itu adalah merokok
Jalurnya masih basah, masih rimbun seperti tak pernah berubah semenjak pertama dulu
Agak masuk jauh, ada tambahan pagar. Saya cukup kaget mengetahui bahwa ada yg membangun rumah disini. Jika tidak salah , lokasi ini awalnya lebat dgn tanaman. Menurut saya cukup nekat, karena berada di samping sungai, yg jika meluap akan lain ceritanya. Sinar matahari masih seperti dulu, masih sulit menembus tempat ini
dan kesenangan saya lainnya, adalah bertanya sejauh mana ini akan mengalir
Ada beberapa spot yg licin dan tidak rata. Spot lainnya sudah hampir habis, dibuka lahan, dibangun rumah berdempet2an, dan terkesan kumuh
Ini merupakan jallur penghabisan
Spot lain, yg pernah berjaya menjadi tempat pemancingan. Tempat paling dikenal angker, lokasi paling sering meminta korban, dan mempunyai pusaran kematian ditengahnya, sekaligus keindahan yg jarang tersentuh. Kini entah hilang kemana
Sungguh perjalanan yg mengharubiru. Kali brantas yg besar itu ikut ditelan jaman