Survive The Trail

22:37 0 Comments A+ a-

Mungkin sudah banyak yg tahu bahwa DX seri lama memakai 'slide dropout'. Dgn fasilitas ini memungkinkan sepeda untuk disetel agar pas dgn gaya penunggangnya. Akhir2 ini saya sedang mencoba utk menemukan setelan yg klik.
Banyak yg memberi info kepada saya tentang bagaimana setelan dropout ini. Bila dipol mepet  ke dalam akan lebih enak buat seorang praktisi DirtJump. Dan bila suka AM ditarik utk diposisikan keluar hingga habis jarak maksimalnya.
Info yg sangat berguna, dan akan lebih paten bila dipraktekkan. Saya kemudian mencari tahu panjang chainstay sepeda2 AM Hardtail spt SC Chameleon ,Chromag Stylus ,Meta AM dll. Kenapa Chainstay? karena dgn mengubah setelan dropout berarti mengubah jarak chainstay (diukur dari BB center hingga centerlock wheelset belakang). 
Cukup menarik hasilnya bahwa rata2 sepeda AM tersebut memiliki 'chainstay length' rata-rata berkisar antara 419 hingga 420an. Chromag stylus di atas memiliki panjang chainstay 419. Chameleon lebih sedikit 0.4 bila tidak salah. 419mm merupakan yg terpendek yg saya temukan di sepeda AM. Terpanjang ada di dartmoor hornet yaitu 426. Panjang chainstay tersebut tetap paten di frame berbeda ukuran, yg berubah adalah panjang toptube dll
Panjang chainstay ini berpengaruh sekali pada sepeda hardtail, menentukan bagaimana liarnya kuda besi kita akan berjingkrak dan tentunya bagaimana  rasa tonjokan di bagian belakang yg hanya bisa dinikmati penggemar sepeda Hardtail, hahaha. 

DX sendiri bila dimepetkan menjadi 410an (bila tak salah), dan bila ditarik keluar maksimal mendekati  430. Sebelumnya saya memakai setelan tersebut, hasilnya lumayan stabil, namun kurang responsif utk nanjak dan mencoba agak nakal. Dgn ditarik maksimal jadinya jarak wheelbase(dari roda dpn ke blkg)nya berubah lebih panjang pula, yg cukup terasa saat menghadapi belokan jadi lebih lama dan melontarkan bagian depan agak sulit. Kelebihannya adalah getaran terbagi dgn lebih baik yg otomatis membuat sektor belakang terasa lebih nyaman. 
Berbekal sedikit pengetahuan tentang chainstay, akhirnya saya mencoba setelan lain dgn menarik mepet dropout tsb hingga didapat angka 418. Kemudian langsung dites gimana sih rasanya.

Dan bagaimana kesan pertama tentang setelan tersebut? Great!
Sedikit bertambah liar di belakang dan lumayan agak mudah utk mengungkit bagian depan.  Bila ditanya tentang kestabilan saya rasa perlu memperhatikan banyak faktor. Yg jelas hardtail akan banyak bergetar dan bergoyang menghadapi jalur bebatuan. Kemudian faktor ability si pengendara sendiri, yg bisa ditentukan dari bakat, latihan maupun endurance.
Saya sendiri cukup kaget karena ada rasa bahwa dgn setelan ini berpengaruh sedikit pada kecepatan. Perlu adaptasi lagi rasanya utk bagaimana nyamannya.
 Yang pasti tidak cuma hitung2an chainstay saja. Bagian lain termasuk bentuk(shapes) dan bagaimana perlakuan frame tersebut saat dibuat  juga menentukan(merujuk hydroforming dan airforming) enaknya sepeda tsb.
Anggapan bahwa frame sloop ala dj(miring  lurus dari top tube hingga belakang) itu enak buat AM tidaklah selalu benar. Ada banyak contoh sepeda hardtail AM di luar tidak seperti itu. Contohnya sepeda Nikolai di atas (foto yg cakep, single speed dgn dandanan low namun punya kesan berani sakit/wani perih. Foto tsb pemenang masterclass di mega avalanche).


Yang pasti reaksi perlu lebih cepat dan pintar2 memilih jalur yg dilewati dgn setelan baru ini.
Belokan dan berm sepertinya lebih enak dilintasi dgn chainstay pendek.
Saya terus terang masih grogi dgn setelan baru ini.
 Saya percaya satu sepeda cocok dgn satu orang belum tentu pas dengan orang lain dan begitu juga dgn setelan/ tune nya. Tiap orang itu unik.
Meski ada kata bahwa merk ini lebih populer atau terkenal, suatu merk tidak bisa dijadikan patokan. Ada ratusan jenis frame sepeda, ukuran maupun tipe. Yang semestinya dilakukan adalah memilih satu yg pas utk diri sendiri karena itu akan membantu sekali. 
Nilai lebih utk frame sepeda yg bisa disetel ya walau itu cuma sekedar dropoutnya saja.
Hitung2an tersebut memang akhirnya cukup membantu kita saat menghadapi jalur.  Namun ada hal fundamental lainnya , yaitu skill.
Fun happens where challenge meets skill
Saat skill mampu mengatasi tantangan yg ada itu akan menyenangkan. Saat skill mengalami upgrade maka hubungan dgn jalur juga semakin akrab. Kita lebih percaya diri dalam bersepeda.
Seorang mempunyai skill memungkinkan menghadapi jalur AM dgn sepeda XC sekalipun. Tentunya skill yg dipunyai juga mesti memadai  dan pada tempatnya, jika jago dalam skill nanjak terus dipaksa menghadapi turunan melulu ya habis sudah. Melatih skill bisa didapatkan di video2 yg tersebar di inet. 
Salah satu utk mengetahui seberapa jauh kemampuan yg sudah kita dipelajari adalah mencobanya di jalur yg baru/belum pernah anda coba. Saya sering seperti itu
Di jalur yg baru nan liar dan anda belum punya bayangan apapun di depan, diperlukan kepercayaan diri dan respon yg sigap. Situasi seperti ini akan mengeluarkan hasil latihan kita. Saya sendiri masih sering grogi dan belum bisa lancar , hehehe. Tapi entah kenapa tantangan semacam itu membuat gairah sepeda saya meluap.  

Dulu saya masih gemar melatih skill walau tidak rutin, sekarang hampir tidak pernah, haha. Ada kesibukan lain yaitu bercocok tanam dan momong anak. Dan walau saya tidak punya cita2 jadi atlit memang latihan tersebut sangat berpengaruh dalam bersepeda, dan jika anda atlit makin perlu ditambah disiplin lagi latihan tersebut. Saya sih berlatih agar saya bisa 'survive the trail'. Berpetualang berbagai rute baru itulah yg membuat saya akhirnya belajar agar tidak terlalu keteteran. 

Dan utk membantu teman2 di luar sana mengukur seberapa kemampuan anda sendiri, berikut artikel yg pernah saya baca utk mengetahuinya :

1. The Trail Works You.-Kira2 bila diartikan ' Jalur mengerjai anda'.  Anda merasa sepeda anda seperti barang baru dan asing. Kepercayaan diri yg rendah akan kemampuan anda bertahan menghadapi jalur. Anda terus menerus menjaga otot2 tegang. Keluhan dan ratapan menghadapi berbagai rintangan, banyak berpikir akan terjatuh dan bisa jadi terbang diatas handelbar. Anda terus menerus menekan tuas rem dan kesulitan menghadapi tikungan
Bersepeda di level ini terus terang saja tidak menyenangkan. Bisa jadi anda mendengar banyak cerita tentang pesepeda yg bisa mengalir dan bercengkrama syahdu dgn jalur. Namun anda tidak mempunya ide tentang hal tersebut. Banyak pesepeda berhenti di level ini , bahkan bisa jadi beralih ke Road bike. Bila anda berada pada level ini, jgn menyerah.
2. You Survive The Trail.-Ini adalah titik anda bisa bertahan di lintasan dan mulai menyenangkan. Sudah tidak lagi tegang, sedikit rileks, bisa rolling berbagai rintangan dan melintasi belokan dgn agak percaya diri.Skrg anda mulai kompeten. Di jalur yg mulus  bisa menikmati kecepatan dan mengalir. Saat bertemu jalur yg mulai ga karuan bentuknya , anda baru tegang. Seringkali down oleh jalur yg buruk dan kehilangan kontrol saat menghadapi rintangan manakala melintas cepat. Menghadapi belokan seringkali bermasalah ketika traksi sangat sedikit.
Banyak rider yg cukup puas di level ini(sepertinya termasuk saya, haha) dan tidak ingin melanjutkan level berikutnya. Saat melihat rider yg pro dgn kecepatan dan kontrol mengagumkan , dianggapnya mempunyai kekuatan superhero. Sebenarnya, lahir di planet kripton hanya memberimu sedikit kelebihan skill yaitu kekebalan.
3. You works The Trail.-Ini adalah ultimate skill.  Menyerang dengan ketenangan penuh. Anda tidak membiarkan ban depan menghantam batuan dan bagian belakang diolah/pumped. Tak ada jalur yg menakutkan dan bagaimanapun rupanya bisa anda hadapi.  Di berbagai jalur, kontrol dan kecepatan penuh tetap menjadi kendali anda.Saat anda berada di level ini, anda patut senang karena ini merupakan grup eksklusif yg kecil. Namun hanya karena anda bisa melompati segala apapun dan menari di bagian belakang, tidak lantas cuma itu saja. Semakin kuat dan cermat anda membaca segala medan, anda akan belajar utk melintasi jalur dgn cara yg terbaik.
 Sedikit penjelasan tentang level ketiga itu antara lain adalah ibaratnya saya melintasi jalur yg biasa atau smooth seperti tegalweru. Namun saya bisa memanipulasi jalur tersebut sehingga jalur tersebut bisa saya lintasi dgn cara luar biasa atau bahkan tidak terbayangkan sebelumnya. Itulah kiranya tentang ultimate skill 'You works the trail'.
Bila diartikan mungkin ' bukan tentang jalurnya, tapi tentang ridernya'. Bisa jadi saya melintasinya biasa2, namun bila pro rider bisa membuat lain ceritanya, dgn lompat dan terbang di sana sini. 
Bila suatu jalur sudah terasa biasa saja, mungkin kitanya yg sudah mentok skillnya, hakaka.
Saya mengetes setelan baru ini di gunung katu lagi. Ini foto puncaknya, ada bangunan di atasnya.
Jalur yg saya ambil ini sebagian belum pernah saya lewati, yaitu lingkar selatan tembus lingkar utara. Ada beberapa percabangan yg cantik.
Ini penghabisannya jalurnya, tembus sampai Sikon. Hingga ke rumah, saya muter2 dulu lihat agustusan dan kemeriahan menyambut tradisi barikan.
Sebenarnya ada mau bikin tulisan edisi khusus agustusan dgn nuansa XC antusias, sayang waktunya yg ga ada. Malah sekarang niat itu hilang berganti minat ngikutin berita pesepeda di yogya yg menghadang rombongan Moge, super sekali  akan keberaniannya hakaka.
Minggu kemarin hampir mau absen ngeblog utk waktu lama gara2 ada tawaran kerja nan menggiurkan buat dikirim ke luar pulau. Cuma hati yg belum siap ninggal anak, hehehe. Tawaran lain ada tapi dunia abu2, kwatir saya ngasi anak istri nafkah dari rejeki abu2.   Sementara bertahan dgn yg kerja yg ada, semoga Tuhan membantu selalu hamba-Nya ini, amiiin.
Survive the trail intinya tidaklah serepot Survive the Life hehehehe.

 Jayalah Indonesia,
Salam gowes, Merdeka.